Lokasi dan Tiket Masuk Gua Batu Cermin
Destinasi berikutnya yang saya kunjungi selama di Labuan Bajo adalah Gua Batu Cermin. Lokasi tepatnya ada di Wae Kesambi, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, FLores, Nusa Tenggara Timur, sekitar ½ jam dari dari pusat kota. Saat datang, kami langsung diarahkan oleh beberapa orang guide ke pembayaran tiket.
Harga tiketnya Rp 20.000 per orang, taman wisata gua ini dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata. Luas area wisata ini sekitar 19 hektar dengan tinggi 75 meter, cukup luas juga ya.
Welcome to Gua Batu Cermin |
Saat kami tiba di Gua Batu Cermin, kami dipandu oleh 2 orang siswa SMK yang sedang magang di tempat itu. Dari cerita mereka, konon katanya tempat ini adalah asal muasal dari sejarah terbentuknya Kota Labuan Bajo, dimana Labuan Bajo dipercayai terbentuk dari sebuah lautan. Sejarah ini diungkapkan oleh Theodore Verhoven, seorang pastor sekaligus arkeolog Belanda yang melakukan penelitian di tempat ini pada tahun 1951.
Baca juga: Pink Beach, Pesona Indonesia Timur
beberapa gazeboo untuk pengunjung, dalam tahap renovasi |
Sepanjang jalan menuju Gua Batu Cermin kami melewati jalan yang dikelilinginya hutan kering dan pohon bambu berduri bentuk daunnya kecil-kecil, warga Labuan Bajo menyebutnya Bambu Toe. Siswa-siswa itu juga bercerita kalau pas musim hujan kadang suka banyak ular hijau. Saat kami datang hampir pukul 4.00 sore, hanya ada 6 orang termasuk kami. Jadi kami tidak perlu mengantri untuk masuk gua tersebut.
pohon bambu Toe yang masih hijau |
Untuk dapat melakukan susur Gua Batu Cermin pintu masuknya hanya berbentuk celah sehingga kami harus masuk bergiliran. Guide akan menyediakan lampu senter untuk pengunjung karena di dalam sangat gelap. So, buat teman yang hobbynya photo harus bawa flash niy supaya photo-photonya bagus.
Susur gua batu ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan jumlah pengunjung yang masuk dibatasi hanya 10 orang saja. Mungkin biar ga pengap juga kali ya teman-teman.
depan Gua Batu Cermin sebelum pintu masuk |
Saat di dalam Gua Batu Cermin pengunjung akan menemukan beberapa fosil spesies peninggalan zaman dulu. Stalagtit dan stalagmit itu berkilauan indah saat terkena cahaya dari lampu senter kami. Kami juga melihat dinding yang katanya kalau pas terkena matahari akan berkilau kebiruan.
Kami coba sorot dengan senter, ternyata memang pantulan cahayanya menghasilkan warna biru terang berkilauan. Saya juga melihat beberapa fosil yang menempel di dinding gua, sayangnya hasil photo saya tidak terlalu bagus karena gelap.
Baca juga: Kampung Adat Wae Rebo, Kampung Rumah Mbaru Niang
salah satu dinding gua yang berbentuk fosil-fosil |
salah satu dinding gua yang berbentuk fosil-fosil |
Setelah hampir ½ jam akhirnya kami keluar, dan ternyata puluhan wisatawan mancanegara sedang mengantri untuk melihat keindahan dan pesona gua ini.
So, tunggu apa lagi, pack and go to see this 😊