Jika kamu sudah membaca cerita perjalanan Gunung Tambora part 1 yang masih santai-santai. Sementara part 2 sudah mulai memasuki hutan indah yang mirip hutan amazon, bagaimana dengan part 3? Let's check it out.
HARI KE-5 (POS 5 - PUNCAK - POS 4 JALUR DOROPETI)
Pukul 7.30 kami mulai melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Tambora. Pukul 8.30 kami sampai di pertigaan menuju Doropeti. Sebagai informasi perjalanan kami lintas jalur, naik dari Pancasila dan turun lewat Doropeti. Di pertigaan itu kami menyimpan barang-barang kami agar tidak terlalu berat saat menuju puncak.
semangat Pak De Agus dan Mba San, yang lain udah sampai, saya masih di belakang loh ..... |
Kurang lebih sekitar 15 menit dari pertigaan untuk menuju puncak Gunung Tambora. Beruntung matahari sangat cerah saat kami tiba di puncak. Setelah puas mengabadikan moment-moment indah dengan berphoto, kami melanjutkan perjalanan untuk turun ke Pos 4 lintas jalur ke Doropeti.
who wanna be here? photo taken by Rendra |
at the end we are in a frame, the power of tripod "family picture" |
having more time being alone make you a greater and happier person picture taken by Sawi |
Sepanjang perjalanan menuju Pos 4 jalur Doropeti kami melewati kaldera yang selama ini menjadi perbincangan banyak orang di dunia, akhirnya saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kawah seluas 8 km ini, mempunyai daya tarik tersendiri.
Kalau Bromo punya lautan pasir berbisik, Gunung Tambora punya lautan pasir bergolak. Kenapa karena sepanjang kami melewati kaldera ini, kami selalu mendengar getaran dan letusan dari kawah kaldera yang masih aktif.
saatnya turun dari puncak karena matahari semakin menyengat picture taken by Rendra |
Kami mencoba melihat kawah dari bibir tebing namun beberapa kali kami merasakan getaran yang cukup dahsyat, sampai akhirnya guide kami meminta untuk meninggalkan bibir kawah demi keselamatan kami. Berencana untuk turun ke kawah nampaknya memang harus diurungkan melihat kondisinya seperti ini.
akhirnya bisa berdiri di pinggir kaldera terluas di dunia picture take by Ichung |
Udara semakin panas membawa saya mempercepat langkah untuk segera meninggalkan lautan pasir nan eksotis ini yang terhampar karena sebuah ledakan.
beautiful sky and sand... |
Setelah melewati hamparan pasir ini, kami harus melewati tebing-tebing curam dan beralaskan bebatuan yang masih cukup runcing, bentuk jalannya miring sehingga kami harus hati-hati dalam melangkah. Dari kejauhan saya melihat sebuah lembah yang sangat luas berupa bebatuan dan dihiasi pohon-pohon kecil. Pesona jalan Gunung Tambora memang luar biasa.
Kemudian diikuti jalanan menurun, menanjak, menurun lagi, menanjak lagi dan hanya melihat satu pohon besar di atas sana. “ayo Mba sebentar lagi kita sampai di pohon itu, ada air di sana” tukas porternya. “berapa lama Pak ke sana” sambungku. “paling 30 menit kita sampai”. “berarti tiga jam” gumamku dalam hati. Ternyata kami harus melewati lembah itu untuk sampai ke Pos 4.
no need caption picture taken by Rendra |
Ternyata betul lebih dari satu jam saya berjalan, masih gak sampai-sampai ☹.
Bapak php niy
Gurauku pada Pak Pote sesosok laki-laki tangguh yang murah senyum dan penuh kesederhanaan ini. Beliau hanya tersenyum.
Beginilah Gunung Tambora
Sergahnya sambil memamerkan gigi ompongnya :). Kami pun tertawa bersama.
miring-miring jalannya, tapi seru photo taken by Rendra |
Matahari yang mulai menyengat tidak membuat kami untuk mempercepat langkah kami, karena jalanan cukup curam.
jalanannya naik turun gak sampai-sampai |
Ternyata betul dugaanku, hampir tiga jam kami baru sampai di bawah pohon cemara ini. Kami memberi nama tempat ini Pos Cemoro 1. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kurang lebih dua puluh menit, kami sampai di Cemoro 2.
semangat Sawi, Pos Cemoronya dikit lagi :) |
Di Pos Cemoro 2 ini tersedia sumber mata air, kurang lebih satu jam bolak-balik dari tempat ini. Disini kami beristirahat cukup lama dan memasak untuk makan siang. Di pos yang berada di ketinggian ini, kami dapat melihat lembah yang tadi kami lewati begitu panjang, sejauh mata memandang.
blue, green and yellow created by God |
Tebing-tebingnya menjulang tinggi. ditambah desiran angin yang meniup pohon-pohon cemara itu, membuat suasana terasa damai. Oh indahnya Gunung Tambora ingin rasanya kakiku berhenti lama menikmati sejuknya udara pinus ini.
menikmati hamparan gunung, lembah dan tebing, kabut, langit biru :) picture taken by Sawi |
Pukul 16.00 kamu lanjutkan perjalanan menuju Pos 4. Dari sini kami mulai memasuki hutan lebat yang sudah cukup lama tidak dijamah oleh manusia, guidenya bilang hampir dua tahun tidak pernah ada yang melewati jalur ini. Kami seperti team ekspedisi pembuka jalur jadinya.
jalur menuju pos 3 via doropeti |
Rumput-rumput tumbuh sangat tinggi dan tidak ada celah untuk kami bisa melewatinya. Selain itu juga kami harus melewati jalanan yang cukup curam. Kami menamakan turunan menuju Pos 3 ini sebagai turunan Kesedihan.
menuju pos 3 melewati pohon-pohon kering yang membuat pemandangan makin indah
photo taken by Rendra
|
akhirnya empat tahun menemani, tumbang juga sampai diikat tali rapia :) |
jalur sempit antara pos 3 dan 2 |
Kurang lebih 1 ½ jam kami tiba di hutan yang penuh dengan pohon pinus. Hari mulai gelap, kami memutuskan perjalanan ke pos 3 akan dilanjutkan besok dan kami memutuskan untuk mendirikan tenda di tempat ini, meskipun camp area-nya sangat sempit, tapi untungnya cukup untuk tenda kami. Selamat tidur Gunung Tambora.
Pendakian Gunung Tambora part 1 dan part 2 masih melalui jalur Pancasila. Dan Saat turun kami memutuskan untuk lintar jalur melalui jalur Doropeti. Jalannya memang sangat menantang namun memiliki pemandangan indah. Lalu bagaimana perjalanan kami pada hari terakhir? Penasarankan? Yuk lanjut di Gunung Tambora part terakhir. Perjalanannya makin seru.
26 Comment
Wah bener ni mbak tebakannya 3 menit 3 jam baru nyampe tapi seru loh perjalanan ke gunung tamboranya ni pemandangannya indahh
ReplyDeleteya Mba sepanjang jalan kayak di film twlight
DeleteBaru kemarin bahas ama suami pengen naik gunung trus membaca tulisan ini. Smoga aku juga ada kesempatan deh buat naik gunung. Ini aik gunungnya kapan, mba ?
ReplyDeletebisa dicoba niy Mba perjalanan ke gunung ini, seru
Deletesaya salut loh dengan para pendaki, terutama pendaki wanita. fisik kudu benar2 fit yak. saya kayaknya belum mampu, kena AC ajah saya flu. wkwkwk. btw...pas fam pic, yg belakang apa gak ketir2 karena dekat jurang?
ReplyDeletehehheheheh udah biasa lihat jurang Mba hehehehe, itu kawah Mba lumayan tingginya ratusan meter
DeleteAku suka traveling tp ga pernah berani naik gunung. Makasi lhooo artikelnya berguna banget buat aku yg takut naik gunung tapi bisa menikmati indahnya gunung juga lewat tulisan kamu
ReplyDeletesama-sama Mba, bisa menikmati pemandangan yang lain saja heheh, kalau aku justru kurang suka tempat wisata ramai, jadi menikmatinya dari photo temen2 juga Mba hehehe
DeleteKadang suka kepikiran rame juga ya hiking bareng gitu. Cm klo udh dijalani pasti ngos ngos an pas naik haha.. tp terbayarkan ya pas udh smpe..
ReplyDeleteya terbayarkan, bahagia banget
DeleteFoto2 ya keren banger ya bisa keliatan awan gitu. Berasa ada di negeri di atas awan ya 😄😍
ReplyDeleteya Mba hatur nuhun, emang keren banget
DeleteMantuuuulll banget, mbaaakk. Selalu amazed deh sama para petualang ini, hihiiii.
ReplyDeleteAku pernah mencoba mendaki gunung purba Nglanggeran aja udah kapok, wkwkwkwkkwkwkw :))))
Benar-benar bukan jiwa explorer alam inii huahahaah :)))
heheheheh gpp kan bisa explore yang lainnya aja
DeleteWaah kalderanya masih bergolak, pasti rasanya seru sambil deg-degan juga yaa.. Eh itu kok bisa lewat jalur yang saudah 2 tahunan nggak dilewatin? Kan banyak juga yang naik ke Tambora, mereka lewat jalur lain ya?
ReplyDeleteseru banget Mba, sambl photo kawahnya menggelegar dan getarannya kencang sekali. kami nyoba lintas jalur kayak ekspedisi gitu Mba, biasanya orang naik turun dari Desa Pancasila
DeleteWaah subhanallah pemandangannya dari atas, aku jadi kangen deh udah lama aku ga hiking lagi
ReplyDeleteTerakhir main ke gunung pas masih zaman SMA hehe
ayo Mba cobain ke sana, seru banget
DeleteGunungnya lumayan cerah yaa..gak terlalu gelap.
ReplyDeleteTapi tetap ada hewan liar kah?
Kaya apa contohnya, kak..?
cerah banget Mba dan area terbuka juga enaknya tai kalau beberapa tempatnya ya gunung rapat juga, hutan lebat gitu
DeleteMasya Allah Tabarakallah indah sekali ya melihat dari ketinggian itu, duh saya terakhir hiking pas SMA huhuh lama amat yah sekarang mah ga pernah deh hiking padahal pengen lah ibu2 ini hiking lagi.
ReplyDeleteayo yang deket2 dulu aja Mba
DeleteMasyaAllah Tabarakallah, aku mau juga nih naik gunung Tambora, semoga Allah memudahkan semua yya bisa segera kesini
ReplyDeleteaamiin allahuma aamiin Mba, insyallah
DeleteWow strong banget nih kamu naik Gunung. Kalo aku kuat gak ya? Naik tangga aja udah ngos-ngosan hehe
ReplyDeletepasti kuat Mba hehehe ayo ke sana
DeleteSilakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.