Taman Nasional Tanjung Puting merupakan taman nasional yang berada di Kalimantan Tengah yang awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937. Taman yang luasnya 415.040 ha ini disahkan sebagai taman nasional pada 25 Oktober 1996 oleh Menteri Kehutanan.
Saya bersama teman lainnya memutuskan ke Taman Nasional Tanjung Puting dengan menggunakan jasa travel agent karena biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan dengan berangkat sendiri. Kami live on board dengan menyusuri SUngai Sekonyer selama 3 hari 2 malam.
Welcome to Tanjung Puting National Park |
Apa saja yang dapat dinikmati di kampung Orang Utan ini?
- Mengunjungi Museum Orang Utan.
- Menyaksikan feeding orang utan dan berphoto dengan mereka.
- Menikmati Atraksi Buaya di Sungai Sekonyer.
- Mengambil photo Bekantan sore hari dan binatang lainnya.
- Menikmati kunang-kunang di malam hari.
- Menikmati sunset dan sunrise dari atas klotok.
- Trekking the Jungle, menikmati hutan Kalimantan.
- Melakukan penanaman pohon di Pondok Kerja Pesalat Reforestation Project.
- Photo Landscape.
- Berphoto dengan orang utan.
Hari Ke-1 (Soeta - Pangkalan Bun - Dermaga Kumai - Sungai Sekonyer - Camp Tanjung Harapan)
Perjalanan menuju Dermaga Kumai
Singkat cerita perjalanan kami dari Jakarta menuju Pangkalan Bun, dilanjutkan menuju dermaga Kumai. Dari Pangkalan Bun, kami dijemput menggunakan 2 mobil oleh Tour Guide yang sudah kami pesan jauh-jauh hari untuk menuju dermaga Kumai. Tour Guide kami super duper ramah. Intinya kami sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh mereka.
Selama perjalanan menuju Kumai kami melewati beberapa tempat wisata perkotaan, kami juga melewati deretan panjang hutan Kalimantan yang sangat hijau. Perjalanan menuju Kumai tidak begitu jauh kurang lebih satu jam, akhirnya kami sampai di dermaga Kumai yang dikelilingi oleh rumah-rumah warga. Kumai merupakan dermaga terakhir sebelum menyusuri sungai dan melakukan perjalanan panjang menuju kawasan Tanjung Puting.
photo dulu sebelum pintu masuk sudah dapat izin photo di sini ya |
Setibanya di dermaga ini kami melihat banyak klotok yang bersandar. Klotok ini merupakan sarana transportasi tradisional milik masyarakat setempat yang berbentuk kapal besar terdiri dari dua lantai dan terbuat dari kayu-kayu kokoh khas kalimantan, cara kerjanya dengan menggunakan mesin dan bensin. Lantai 1 merupakan tempat memasak atau dapur, kamar mandi serta tempat menyimpan stok makanan dan air yang akan kami pergunakan selama perjalanan dan juga terdapat kamar tempat istirahat tour guide kami.
Lantai 2 merupakan tempat kami makan dan kalau malam menjadi tempat kami tidur dengan dipasang kelambu, oh so romantic sambil menyaksikan pemandangan indah dengan dihiasi langit dengan bulan dan deretan bintang-bintang. Kebetulan saya pas ke sana sedang musim kemarau jadi sangat jelas sekali. Setelah rapi-rapi akhirnya kami menaiki klotok menyusuri Sungai Sekonyer untuk dapat melihat orang utan yang terkenal itu.
beberapa klotok yang membawa wisatawan di kawasan Sungai Sekonyer |
klotok yang kami tumpangi selama 3 hari 2 malam |
Perjalanan dari dermaga Kumai menuju Sungai Sekonyer kurang lebih 30 menitan. Kami lanjutkan ke pos pertama yaitu Pos Tanjung Harapan. Tempat ini berbentuk museum mini yang berisi tentang beberapa photo dan sejarah orang utan.
Sepanjang jalan ini kita dapat menikmati suara-suara binatang dan suasana tenang bernuansakan alam. Sepanjang jalan juga kami berpapasan dengan beberapa klotok lainnya yang membawa wisatawan nusantara maupun mancanegara. Memasuki pos ini, sungai sudah mulai terlihat hitam, dan kadang sungai ini disebut juga dengan Sungai Hitam. Adventure is begin.
Museum Mini
Setelah kurang lebih satu jam kami tiba di pos pertama Pos Tanjung Harapan. Kami berhenti di dermaga dan langsung melakukan trekking untuk melihat feeding (waktu pemberian makanan kepada Orang Utan) yang sudah terjadwal setiap harinya.
Sebelum menuju ke tempat feeding, kami berhenti ke sebuah museum mini yag dapat dinikmati oleh wisatawan, didalamnya menampilkan beberapa photo sejarah mengenai orang utan. Ukuran museum ini tidak begitu luas.
Museum Mini Orang Utan berisi photo-photo Orang Utan yang ada di kawasan Tanjung Puting |
berphoto di depan Musium Mini Orang Utan |
Menyaksikan Feeding
Selesai dari museum, kami melanjutkan perjalanan ke tempat feeding, sepanjang jalan sudah mulai terlihat beberapa orang utan yang sedang tidur di tanah dan sebagian bergelantungan di atas pohon. “Pelan-pelan jalannya jangan sampai menganggu mereka dan jangan terlalu dekat”, nasihat sang guide agar kami lebih hati-hati.
Saat sampai di tempat feeding, Tanjung Puting yang bergelantungan di atas pohon semakin banyak dan beberapa sudah turun di panggung tempat feeding.
Tempat feeding ini berupa panggung kecil dan sekitarnya disimpan pisang-pisang dan susu untuk makanan si orang utan tersebut. Semua pengunjung diminta untuk tidak gaduh dan memotret sembarangan dan jangan terlalu dekat dengan si Orang Utan.
Karena jika mereka merasa terganggu mereka bisa menggangu balik para pengunjung. Cerita dari tour guide ada pengunjung yang sampai digusur oleh orang utan tersebut dan kameranya dibawa ke atas pohon. Setelah selesai menyaksikan feeding, kami kembali ke kapal untuk beristirahat.
Menyaksikan Buaya
Selama melewati sungai menuju Tanjung Puting, kita dapat menyaksikan beberapa buaya yang bermunculan di permukaan sungai karena suara gemerisik klotok kita ternyata memancing mereka keluar. Selepas makan kami mengobrol sebentar dengan tour leader, dia banyak cerita pengalamannya selama membawa tamu termasuk kalau sepanjang sungai yang kami lalui masih banyak buayanya.
Jadi kami diminta untuk lebih hati-hati, tidak boleh mandi di sungai dan membuang sembarangan ke sungai tersebut karena akan memancing kemunculan buaya-buaya tersebut. Ada wisatawan yang tidak mengindahkan nasihat guide mandi di sungai sampai akhirnya diterkam oleh buaya-buaya tersebut. Serem ya.
Melihat ramang-ramang
Sesampainya di kapal, alam masih terang benderang, setelah melaksanakan ishoma, kami disuguhi makan malam dengan beberapa menu khas Kalimantan, dan dihiasi langit indah penuh dengan bulan dan deretan bintang. Pada malam hari kita bisa menyaksikan bulan dna bintang dari atas kapal yang kami tinggali. Selain itu binatang ramang-ramang menambah keindahan suasana malam gelap.
Ribuan ramang-ramang bertebaran pada malam hari. Berasa seperti sedang dalam film avatar. Waktu tidur tiba, dan kami tidur dalam kelambu berhiaskan langit dan binatang kunang-kunang yang jumlahnya ratusan bahakn ribuan. Indah sekali. Sudah ga sabar juga pengen lihat Orang Utan besok. Night kunang-kunang.
salah satu pemandangan yang dapat dinikmati: Sungai Hitam dan view hutan |
Hari ke-2 (Sekonyer - Pos Tanggui - Camp Leakey - Pesalat Reforestation Project)
Sebelum sarapan kami bersih-bersih badan. Waktu saya mandi, saya tidak sadar kalau ternyata semburan air dari kamar mandi memancing beberapa buaya yang ada di sekitar tempat itu. Sempat shock beberapa buaya bermunculan, sampai udah ga jelas lagi mandinya pengen cepet selesai.
Tapi seru banget, kapan lagi ya mandi ditemani buaya-buaya besar itu hahhahahha, saya pikir semalam guide kami becanda ternyata benar masih banyak buayanya loh di SUngai Sekonyer Tanjung Puting ini.
Setelah sarapan kami melanjutkan perjalan menuju pos Pondok Tanggui. Kurang lebih ditempuh selama 2 jam tentu saja tidak membosankan karena sepanjang jalan kami bisa menikmati hijaunya alam Kalimantan, melihat keindahan sungai yang pemandangannya langit yang memantul, indah sekali.
Belum lagi beberapa bekantan yang berisik di atas pepohonan dan tentu saja si penunggu sungai tersebut muncul berkali-kali memamerkan keganasannya, ya sang buaya, meski sedikit was-was tapi lama-lama jadi terbiasa.
Menyaksikan pemandangan alam
Menyaksikan sungai hitam yang dikelilingi oleh pohon-pohon dan tumbuhan hijau.
Menyaksikan feeding
Sampai di tempat feeding kedua, kembali menyaksikan orang utan bercengkrama dengan makanan-makan yang sudah disediakan, kali ini kami melihat beberapa orang utan yang super besar. Meski agak jarang yang keluar.
Beberapa ranger (sebutan untuk penjaga hutan dan orang-orang yang menjaga orang utan) melakukan panggilan agar orang utan nya pada keluar. Selesai dari tempat ini kami lanjutkan ke Camp Leakey. Pos ini paling ramai dengan wisatawan. Dari pos ini kami juga mampir ke tempat penanaman pohon yang disebut dengan Pondok Kerja Pesalat Reforestation Project.
menjelang feeding hari kedua |
Melakukan penanaman pohon di Pesalat Reforestation Project
Hari kedua kami juga melakukan penanaman pohon di Pesalat Reforestation Project. Kita bisa memberi nama kita pada pohon tersebut sebagai kenang-kenangan dan melakukan donasi seikhlasnya untuk pohon yang kita pilih.
melakukan penanaman pohon di Pesalat Reforestation Project |
Menyaksikan Bekantan
Sore hari kita juga dapat menyaksikan Bekantan dari atas klotok, sejenis monyet yang mempunyai ekor panjang dan berhidung merah di atas pepohonan.
Bekantan, sejenis monyet yang berekor panjang dan berhidung merah |
Menyaksikan sunset dan sunrise
Wisatawan di sini dapat menyaksikan sunset atau sunrise dari atas kelotok dengan pemandangan yang serba hijau.
menyaksikan sunset yang udah mau tenggelam dari atap klotok |
Treking di hutan
Saat berwisata ke Tanjung Puting wisatawan juga dapat menikmati hutan Kalimantan yang masih sangat asri dan hijau, hutannya memang masih basah, jadi pakailah sepatu yang aman untuk tahan air.
trekking di hutan yang masih hijau dan segar udaranya |
Berphoto dengan orang utan
Pengunjung diperbolehkan berfoto dengan orangutan tapi tidak boleh menyentuh mereka.
Hari Ke-3 (Wisata Kota - Jakarta)
Mengunjungi beberapa destinasi wisata kota
Bersiap-siap menuju Dermaga Kumai untuk menuju bandara Pangkalan Bun, namun sebelum ke Bandara kita bisa beli mengunjungi beberapa destinasi wisata di kota serta membeli oleh-oleh.
Photo keluarga dulu sebelum pulang |
Membeli oleh-oleh khas Kalimantan
Sebelum pulang ke Bandara mobil yang kami sewa mengantar kami untuk membeli oleh-oleh khas kalimantan. Perjalanan panjang yang menyenangkan.
Itu dia pengalaman saya mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting selama beberapa hari. Pengalaman yang seru yang takan pernah terlupakan dan sangat menyenangkan pastinya. Bertemu dengan kawan baru, mengelilingi hutan dan sungai berhari-hari, melihat orang utan, dan menyusuri sungai Borneo. Indah sekali.
see you next trip guys....