Siapa yang tak mengenal Gunung Kerinci, gunung tertinggi yang pertama kali didaki oleh Von Hasselt bersama Veth pada tahun 1877 ini berada di daerah perbatasan antara Sumatera Barat dan Jambi, merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia dan menjadi salah satu bucket list para penikmat ketinggian dari berbagai belahan Indonesia bahkan dunia.
Gunung dengan nama lain Korinci, Gunung Gadang, Berapi Kerinci dan Puncak Indrapura ini juga menjadi rangkaian seven summit Indonesia berjejer dengan Gunung Cartnez, Gunung Rinjani, Gunung Semeru, Gunung Latimojong, Gunung Bukit Raya, dan Gunung Binaiya. Beruntung saya dapat mengunjungi tempat ini pada Oktober 2013, pada saat musim cerah.
Gunung Kerinci, yang mendapat julukan atap Sumatera ini masih tergolong aktif dan terakhir meletus pada tahun 2009 dan mempunyai ketinggian 3.805 mdpl (meter di atas permukaan laut) serta berjenis gunung berapi bertipe strato vulcano. Lokasi gunung ini berada di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Makin bikin penasaran niy gunung tertinggi di Sumatera ini.
HARI KE-1 (JAKARTA - KERSIK TUO)
Saya bersama teman-teman lainnya mendarat di bandara Sultan Thaha, Jambi. tak sabar rasanya ingin segera bertemu dengan gunung tertinggi di Sumatera. Kami masih harus menempuh perjalanan darat selama kurang lebih 10 jam lagi untuk menuju desa terakhir sebelum pendakian yaitu Desa Kersik Tuo. Kami menyewa elf berkapasitas 16 orang. Malam hari kami tiba di basecamp dan sudah ada beberapa teman seperjalanan yang sudah tiba lebih awal. Kami melakukan packing dan istirahat di basecamp Kerinci dengan membayar biaya menginap dan makan seikhlasnya.
gunung tertinggi di Sumatera ini sudah mulai terlihat |
HARI KE-2 (BASECAMP - SHELTER 2)
Basecamp --> Pintu Rimba
Sekitar pukul 08.00 pagi kami berangkat, awalnya kami mau sewa kendaraan namun tidak ada, akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami dengan berjalan kaki. Kami berhenti sebentar di Pos Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) untuk mengurus perizinan.
Kemudian kami lanjutkan perjalanan kami menuju Pos Rimba. Butuh waktu sekitar 2 jam. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi perkebunan teh dan pemandangan yang indah. Kondisi jalannya cukup lebar dan sedikit berbatu. Menuju pos ini ada perkebunan milik warga, waktu itu kami sempat membeli jeruk dari warga.
selfie sebentar di depan pos perizinan |
foto keluarga dulu sebelum mulai pendakian sepertinya ini pendakian paling banyakan |
Pos Rimba --> Pos 1
Perjalanan menuju pos 1 membutuhkan sekitar 20-30 menit dengan jalan santai. Di pos ini terdapat sumber mata air, jadi teman-teman bisa membawa persediaan air dari pos ini.
Pos 1 --> Pos 3
Memasuki pos ini hutan mulai lebat. Kami berjalan santai bahkan sempat berhenti-berhenti untuk photo, namun guide mengingatkan di jalur ini harimau masih sering muncul. Jadi kami diminta untuk lebih hati-hati, meskipun biasanya katanya munculnya di sore hari.
Butuh waktu sekitar 3 jam karena kami juga jalannya cukup santai. Kami juga sempat makan-makan dan santai diantara pos ini. Jalannya agak sedikit basah. Dingin hutan mulai berasa, pohon-pohon sudah mulai kelihatan lebat.
Pos 3 --> Shekter 1 --> Shelter 2
Menuju pos ini jalanan sudah terasa menanjaknya, hutan semakin lebat dan hawa udara sudah mulai sangat dingin. Jalanan sudah mulai dipenuhi dengan lumut-lumut hijau juga sehingga kami harus hati-hati agar tidak jatuh. Kami melanjutkan perjalanan menuju shelter 2, awalnya mau langsung ke Shelter 3 namun beberapa teman kami ada yang sakit, akhirnya diputuskan untk mendirikan tenda di Shelter 2.
Shelter ini sebenarnya cukup sempit dan sedikit miring. Sehingga kami harus mencari lokasi yang aman untuk mendirikan tenda di tempat ini. Setelah masak, bersih-bersih kami istirahat di tempat ini,
HARI KE-3 (SHELTER 2 - PUNCAK - SHELTER 2)
Shelter 2 --> Shelter 3
Pukul 3.00 pagi saya bersama teman-teman dan guide kami Mas Yuda, sudah bangun dan bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju summit ke Gunung Kerinci,. Ternyata dua teman kami mengalami kelelahan dan cedera lutut sehingga memutuskan untuk tidak ikut menuju puncak.
Puncak 4.00 waktu setempat kami mulai melakukan pendakian dengan bermodalkan daypack kecil untuk membawa makanan dan minuman untuk perjalanan serta membawa lampu senter untuk penerang jalan. Udara sangat dingin dan jalan yang kami lalui cukup menantang.
Jalan menuju puncak berupa jalan dengan hutan basah yang masih rapat, penuh dengan akar-akar besar yang menanjak hampir 80 derajat, dada ketemu lutut. Rute jalannya bener-bener gunung tertinggi di Sumatera. Challenging banget deh pokoknya….
sunrise menuju pos 2 |
karena kabut menikmati danaunya dari bawah saja sebelum berkabut |
Tiba di pos 2 sekitar pukul ½ 6 pagi, kami beristirahat karena kabut turun dan angin berhembus dengan cukup kencang.
Shleter 3 --> Puncak
Pukul 07.00 waktu setempat kami lanjutkan perjalanan, namun kabut dan angin makin kencang sehingga kami harus berlindung di antara bebatuan-bebatuan besar.
menunggu sunrise di pos 2 |
perjalanan menuju puncak |
menunggu badai dan kabut reda, berlindung di aliran air dan di bawah bebatuan besar |
Saya bersama 3 orang teman lainnya paling belakang, berjalan santai sambil mengambil beberapa gambar. Rasa dingin di Gunung Kerinci, sudah tidak kami hiraukan lagi. Kami melihat teman kami satu orang yang cedera lututnya ada di belakang dengan hanya bermodalkan jaket tipis dan celana pendek.
Kami tunggu dia dan dia bilang dia tidak ikut ke puncak hanya menyusul dan menunggu di pos 2. Tapi kami lihat dia tetap mengikuti kami. Kami perhatikan terus dari atas, sampai akhirnya kami lihat dia kena hypo dan kami membawa dia turun ke tenda pendaki yang ada di pos 2. Bersamaan dengan dia sembuh, teman-teman kami yang sudah ke puncak, turun dengan muka penuh kepuasan karena sudah sampai puncak.
Kami bertiga pasrah tidak sampai puncak Gunung Kerinci, karena hari sudah siang dan berkabut pula. Tetiba ada pendaki solo yang hendak ke puncak dan kami diajak bareng. Akhirnya kami memutuskan ikut gabung dan akhirnya kami berempat menuju puncak, meski hari masih berkabut dan angin masih berhembus.
Alhamdulillah dengan penuh perjuangan menghadapi kabut dan angin kami sampai ke puncak gunung tertinggi di Sumatera ini sekitar pukul 14.00 waktu setempat meski kawah yang berluas 400 x 120 meter dan berwarna hijau ini tidak sempat kami lihat. Meski dalam kondisi cuaca mendung, kami ambil beberapa foto di puncak Gunung Kerinci, dan memutuskan turun sekitar pukul 14.30 waktu setempat.
Selepas magrib kami baru tiba di shelter 2 dan melihat tenda teman-teman masih berdiri, karena rencananya kami akan turun ke basecamp hari itu, namun ternyata teman-teman memutuskan menginap kembali di shelter dua karena ada beberapa teman yang mengalami kelelahan dan cedera akibat kondisi cuaca dan jalan yang memang lumayan berat.
kabutnya masih banyak, jarak pandang kurang dari 3 meter harus hati-hati biar ga kesasar |
HARI KE-4 (SHELTER 2 - BASECAMP - BANDARA)
Pagi-pagi kami bersiap untuk turun ke basecamp, beruntung cuaca cukup cerah. Saya turun berkelompok dengan dua teman dan nampaknya kami jauh dari kelompok lain, akhirnya kami lari-lari dan sekitar pukul 12 waktu setempat kami sampai di pintu rimba dan langsung menuju basecamp dan beristirahat di ladang milik warga sembari menunggu teman lainnya.
Setelah semua berkumpul kami berjalan menuju basecamp dan tiba sore hari. Kemudian bersiap-siap karena malam kami akan melanjutkan perjalanan menuju bandara yang akan ditempuh sekitar 10 jam.
Tepat pukul 9 malam kami mulai melanjutkan perjalanan menuju bandara. Tepat sekali malam itu adalah malam hari raya idul adha.
HARI KE-5 (BANDARA JAMBI - JAKARTA)
Pukul 6 pagi kami tiba di bandara dan melakukan sholat idul adha di masjid bandara. Setelah itu kami bersiap-siap karena pesawat kami akan berangkat sekitar pukul 11 siang waktu setempat.
foto dulu sebelum pulang di ikonnya Desa Kersik Tuo: Tugu Macan |
ALAMAT
Jalan Raya Kersik Tuo, Padang, Kersik Tuo, Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi.
JAM BUKA TUTUP
Basecampnya terbuka selama 24 jam untuk para pendaki. Pendakian saat kami mendaki hanya diperbolehkan dari subuh dan turun maksimal pukul 5 waktu setempat, dikarenakan gunung ini masih banyak binatang buas.
WAKTU TEMPUH
Jika kondisi anda dan teman-teman, perjalanan dari basecamp sampai dengan turun kembali dapat ditempuh dua hari saja, tetapi jika bersantai tiga hari akan lebih aman.
MUSIM BERKUNJUNG
Berkunjunglah saat musim kemarau, selain kondisi jalan kering dan tidak becek, akan lebih memungkinkan melihat keindahan alamnya dalam kondisi cerah, dan pastinya lebih aman bagi para pendaki.