Poon Hill adalah satu dari belasan puncak gunung yang berderet di Himalaya. Menjadi salah satu puncak gunung yang menjadi incaran banyak pendaki yang hanya punya waktu sedikit, karena hanya membutuhkan waktu pendakian 3-4 hari saja.
HARI KE-1 (JAKARTA - KATHMANDU)
Hari pertama adalah keberangkatan dari Indonesia menuju Kathmandu. Saya sendirian waktu itu dan transit di Malaysia, sekaligus juga bertemu dengan beberapa travelmate yang belum saya temui sebelumnya. Kebetulan saja mereka hendak berkeliling ke Kota Nepal. Jadi saya ikut bergabung dengan mereka.
Sekitar pukul 11 siang waktu Malasyia, saya bertemu dengan mereka bertiga, kami mengobrol sekaligus menunggu pesawat kami yang akan lepas landas menuju Kathamandu sekitar pukul 1 siang. Sore hari kami sampai di bandara Kathmandu, Nepal. Kami langsung urus imigrasi, tukar uang, dan langsung menuju ke tempat pengurusan izin masuk untuk mendaki ke Poon Hill. Ternyata tempat perizinan sudah tutup, akhirnya kami langsung ke penginapan. Izinnya kami urus besok hari.
Malamnya kami habiskan berkeliling mencari makan, melihat-lihat kota Tamel yang merupakan salah satu kota teramai di Nepal. Kami juga membeli beberapa perlengkapan pendakian yang masih kurang. Di sinilah kamu bertemu dengan Ajun, pemilik toko alat-alat pendakian, sampai akhirnya kami memutuskan untuk menyewa kendaraan untuk menuju Pokhara, yaitu kota kecil terakhir sebelum melakukan pendakian. Yang awalnya kami berencana untuk menggunakan bus umum menuju Pokhara.
HARI KE-2 (KATHMANDU - POKHARA)
Pagi-pagi kamu bangun dan mempersiapkan semuanya. Kami menitipkan beberapa barang yang tidak terpakai di hotel. Kenapa kami seberani itu menitipkan barang? Pertama hotel yang kami tempati sudah masuk dalam salah satu aplikasi pencarian hotel dengan penilaian sangat memuaskan. Kedua, pemilik toko yang kami sewa mobilnya kenal dengan pemilik hotel ini.
Saat kami sarapan, di hotel ini pula kami bertemu orang Indonesia yang get lost. Akhirnya mereka join dengan kami untuk ikut ke Poon Hiil. Selesai sarapan, packing, kami langsung berangkat menuju pengurusan izin masuk ke kawasan Annapurna - Himalaya. Selesai itu kami berjalan-jalan ke beberapa destinasi wisata kota di kota Tamel.
Perjalanan kami dimulai dari Kathmandu. Kami menyewa sebuah mobil menuju Pokhara yang merupakan kota terakhir sebelum melakukan pendakian dan berangkat pada sore hari.
Kemudian kami lanjutkan ke Nayapul. Butuh sekitar 8-10 jam untuk bisa sampai ke tempat ini. Kami sempat singgah di beberapa tempat makan dan menikmati kopi khas Nepal karena udara Himalaya mulai terasa menyelimuti setiap sudut kota.
HARI KE-3 (POKHARA - ULERI)
Kami tiba di Pokhara sekitar
pukul 2 pagi dan menginap di salah satu hotel yang direkomendasikan oleh Ajun
driver kami. Ternyata hotelnya masuk dalam rekomendasinya TripAdvisor.
Pagi-pagi sekitar pukul 8 kami sudah checkout lagi dan
siap-siap menuju Nayapul.
Nayapul adalah basecamp sebelum
melakukan pendakian ke puncak Poon Hill yang
terletak di Ghorepani Himalaya. Semua pendaki yang hendak ke
Poon Hill atau ke ABC (Annapurna Base Camp) dengan lintas jalur akan
melewati basecamp ini. Di basecamp Nayapul kamu juga bisa menitip beberapa
barang jika merasa barang kamu kelebihan, seperti yang aku lakukan. Waktu itu
aku membayar 20 ribu rupiah untuk sekitar 3 hari.
Nayapul – Birethanti – Hille - Uleri
Sekitar pukul 8.30 kami sudah
sampai di Nayapul, melakukan packing ulang beberapa barang dan
menitipkannya di basecamp Nayapul. Beberapa ratus meter dari basecamp ini
terdapat pos masuk pengecekan izin masuk untuk menuju Poon Hill. Pukul 9.30
kami mulai melakukan trekking.
Sama seperti di Indonesia, nah
sebelum melakukan pendakian ke puncak Poon
Hill jangan lupa kamu sebelumnya harus mengurus izin masuknya
dulu, kalau di Indonesia SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi), kalau
di Nepal ini nama surat izin masuknya adalah ACA (Annapurna
Conservation Area). Mudah ko mengurusnya.
|
Setelah mendapatkan cap masuk dan berfoto, kami memulai trekking. Dari awal perjalanan sudah mulai naik, jalannya berupa bebatuan besar. Perjuangan dimulai. Namun perjalanan tidak begitu terasa karena udara sekitar di sini sangat sejuk dan melewati beberapa lodge, sehingga kalau lelah kita bisa berhenti untuk menginap atau makan. Perjalanan kami sangat santai, setiap kali ada lodge hampir selalu berhenti dan makan hehehe.
Untuk sampai menuju puncak Poon Hill, kita akan melewati
beberapa pos yang biasa digunakan trekker untuk beristirahat atau makan yaitu
Nayapul – Birethanti – Hille – Ulleri – Ghorepani – Poon Hill.
salah satu jalur menuju puncak Poon Hill |
banyak sekali model jembatan kayak gini menuju Poon Hill |
Berbeda dengan gunung-gunung diIndonesia, sepanjang jalan menuju puncak Poon
Hill di Ghorepani Himalaya ini
ditemukan beberapa penginapan dan tempat makan jadi bagi teman-teman yang lelah
bisa istirahat dan berhenti untuk menginap dan makan. Rutenya pun sangat aman
dan jelas karena memang jalur sampai Poon Hill merupakan jalur yang biasa
digunakan warga untuk beraktifitas.
bertemu dengan trekker lainnya |
Bahkan wifi sampai ke penginapan
terakhir sebelum menuju puncak masih menyala kenceng. Jadi yang hobby
upload-upload aman deh. Tapi membawa perlengkapan pribadi saja dan
buat saya rasanya jaket dan sleeping bag wajib bawa karena
udaranya dingin banget kalau mengandalkan selimut dari penginapan rasanya tidak
cukup.
jalurnya kadang naik, turun, lurus, landai dan kadang lewatin sungai |
Pukul 5 sore kami tiba di Uleri salah satu pos yang menawarkan keindahan view Himalaya disekelilingnya, hari sudah mulai gelap dan kami memutuskan menginap di pos Uleri. Penginapan di sini berkisar antara 50-100 ribu permalam dan bisa share cost dengan teman sekamar kita. Makanan pun harganya cukup terjangkau antara 10-50 ribu tergantung apa yang ingin kamu makan.
Bagi yang muslim jangan khawatir, karena mayoritas agama di
Nepal adalah Hindu, jadi mereka tidak memakan bahkan membunuh yang bernyawa,
jadi makannya bisa dipastikan halal, tapi tetap hati-hati ya.
salah satu penginapan di Poon Hill |
Udara sudah mulai menusuk tulang belulang dan perut kami sudah kenyang, kami mulai tidur setelah mencoba menghangatkan badan dengan tungku api di ruang makan bersama para trekker lainnya, siapin fisik untuk perjalanan hari kedua menuju puncak Poon Hill yang berada di Ghorepani Himalaya.
HARI KE-4 (ULERI - GHOREPANI)
Pukul 9an setelah sarapan pagi
kami mulai melanjutkan perjalanan menuju Ghorepani. Rute inilah yang paling
panjang sepanjang menuju puncak Poon
Hill. Jalanannya menanjak dengan bebatuan yang sudah tersusun
rapi seperti tangga. Sama seperti sebelumnya kami melakukan perjalanan dengan
sangat santai.
pemandangan menuju Ghorepani gunung saljunya sudah mulai terlihat |
Sepanjang perjalanan menuju
Ghorepani, pegunungan bersalju mulai terlihat, kami melewati beberapa hutan terbuka
dengan pemandangan indah. Cuaca sangat panas waktu itu tetapi udara tetap
sejuk. Sampai di Ghorepani sekitar pukul 5 sore, kami mencari
penginapan yang mendekati pintu puncak dan kami menginap di lodge yang
pemandangan belakangnya gunung bersalju.
setiap
jalur tersedia air yang dapat diminum yang dikelola masyarakat jangan lupa bawa tumbler ya, karena tidak ada yang menjual AMDK |
Kami mengunjungi tempat ini pada
saat mendekati winter, musim perpindahan dari musim panas ke musim dingin,
sehingga tidak begitu banyak pendaki yang datang ke puncak Poon Hill yang ada
di Ghorepani Himalaya ini,
sehingga cukup banyak pilihan penginapan. Informasi dari pemilik hotel biasanya winter sepi pendakian. Seperti biasa saat makan malam kita akan berkumpul
dengan beberapa trekker dari negara lain dan tentunya mengobrol dengan mereka.
Malam itu cuaca sangat dingin sampai -5 derajat, jadi aku dan teman-teman
memutuskan tidur di ruang tamu karena ada tempat penghangat alami yaitu berupa
pembakaran batu alam.
|
HARI KE-5 (PUNCAK POON HILL)
Pukul 4 subuh kami sudah bangun
dan siap-siap melihat sunrise di puncak Poon Hill. Jaraknya
sekitar 30 menit dari penginapan untuk menuju puncak. Teman-teman cowok sudah
pada duluan menuju puncak, sementara aku dnan teman-teman perempuan lebih
banyak berhenti untuk foto-foto. Sampai pada akhirnya kedua teman perempuan
memutuskan untuk menunggu di bawah karena kelelahan.
ratusan tangga menuju puncak Poon Hill |
Di puncak Poon Hill di Ghorepani Himalaya terdapat sebuah menara
pandang untuk mengambil foto dan melihat pemandangan indah sekitar gunung yang
dihiasi salju. Ada tempat duduk untuk santai dan yang paling penting ada warung
kopi dan teh yang dapat membantu menghangatkan badan karena suhunya lumayan
dingin meski matahari bersinar.
Setelah puas berfoto, kami turun
dan kembali ke hotel dan berkemas untuk perjalanan berikutnya. Di sini kami
mulai berpecah, ada yang pulang ke Indonesia, ada yang lanjut ke India, ada
juga yang ke Singapore. Aku? pastinya melanjutkan petualangan seru ke
puncak Annapurna Basecamp (ABC) dengan lintas jalur.
Penasaran kan pengen tahu aku bisa bertahan dan berlari-lari di hutan Himalaya sendirian selama berhari-hari karena ga ketemu orang? ditunggu ya…..
Miss you Annapurna Basecamp (ABC).....
107 Comment
Saya tuh selalu takjub mengikuti kisah perjalanan Mba yg dah sampai di Hilamaya. Kalo kisahnya dibukukan keren nih..
ReplyDeleteterima kasih mba Rita, doakan ya jadi sebuah buku, aamiin
Deletepengen banget kembali mengulang masa-masa hidup di alam bebas tapi nanti coba lagi bila bocil sudah lumayan besar dan bisa di tinggil. pengen juga kembali menjelajah tapi Indonesia aja saya biar cepet pulang hehehehh
ReplyDeleteaamiin ka, ayo semangat nanti jalannya sama bocil2nya
DeleteSeru banget,, mau ke Nepal deh, culturenya masih kental bgt
ReplyDeleteya mba ayo
Deletewah butuh kondisi fisik yang maksimal nih kalo mau mendaki puncak poon hiil di himalaya, melihat medannya juga wow... sepatu yang digunakan mungkin sepatu mendaki gunung yang sol-nya kuat
ReplyDeletesemangat pasti bisa
DeleteCakep banget pemandangan dan harga makanan dan penginapan murah banget ya. Bahkan lebih murah dari papua.
ReplyDeleteya mba di sana murah-murah ko
Deletejembatan goyangnya sukses bikin saya gemeter mba :) saya takut ketinggian soalnya hahaa apalagi kalau di tengah jembatan yang seperti itu huhuhuu salut sama mbak mei yg ga ada takut2nya
ReplyDeleteseru mba WInd hehe
Deleteseru tapi ngeri mba wwkwkk soalnya pernah ngerasain nyebrang di jembatan gitu, goyang2 kena angin, parno sendiri bawaannya :(
Deleteaku belum pernah hiking, rencana setelah pandemi pengen diwujudkan nih :D semoga bisa
ReplyDeleteaamiin mba semoga ya
DeleteWaaaaahhhh... ini keren banget mbak, ah aku tuh pengen banget ke Himalaya. Lihat beberapa perjalananmu untuk tracking tuh seru banget deh.
ReplyDeleteayo mba Chichie ke sana
DeleteCan't waiiitt cerita berikutnya, gimana tuh Mba Mei bs bertahan di hutan selama berhari2...? Seneng banget ya udah sampe Poon Hill aja. Great!
ReplyDeleteditunggu ya Mba
DeleteWah pengalaman yang sangat berharga sekali ya mbak, saya yang baca aja merasa pengen banget buat kesana huehehe
ReplyDeleteaamiin mba insyallah ke sana
DeleteEntah kenapa kalau baca tulisan kak Mei tentang perjalanan mendaki Himalaya, aku tuh selalu keingetan sama novel Into Thin Air. Kayanya Poon Hill ini masih puncak yang terbilang nggak esktrem ya kak? Pemandangannya priceless banget.
ReplyDeletega mba tapi memang udha di atas 3000an mdpl, stamina harus lumayan, sama dinginnya
DeleteCakep banget mbak, Puncak Himalaya tertutup salju gitu ya...keren bisa sampai kesitu bikin mupeng aja euy tuk pergi kesana
ReplyDeleteaamiin semangat pasti bisa ke sana
DeleteKeren banget mbakk, pemandangannya bagus perjalanannya seru..jadi punya cerita utk diturunkan ke anak cucu kelak ya muehehe
ReplyDeleteya seru banget ayo mba ke sana
DeleteAaak seru banget udah sampai Nepal mendakinya. Dan takjub banget sama pemandangan puncak Himalaya-nya yang keren banget. Memang yaa ciptaan Tuhan ini nggak ada tandingannya. Duh.. Aku jadi kangen traveling nih.
ReplyDeletesabar ya tunggu aman dulu hehehe
DeleteSeru banget banyak jembatan kaya gitu buat menuju puncaknyaa, selalu takjub sama pemandangan dari puncak gunung tu cantik banget yaaa
ReplyDeletebikin betah ka Deem
DeleteSungguhan gak sabar menanti keseruan kisah kak Mei bisa bertahan di Himalaya.
ReplyDeleteLingkungan asing dan kak Mei pun orang asing.
Mau nangis gak siih...?
ga kepikiran nangis mba, hanya berpikir gimana cepet sampai hahah
DeleteWaah...memang kalau sudah biasa terlatih hiking itu...beda mentalnya yaa..
DeleteAku uda meratapi nasib duluan kalau sendirian dan gak tau arah pulang.
Nungguin kisah selanjutnya dooongg... Yang trekking di sini cuacanya hangat kayaknya ya Mei meskipun ada salju yang turun. Kayak berasa naik di Merbabu aja gitu ya hehehe...
ReplyDeleteYuk ditungguh tulisan berikutnya ya Mei. Asik deh ngikutin perjalananmu, berasa balik jaman muda lagi. :))
ya mba Unik ini masih hangat, karena masih banyak matahari, kalau malam udah -5an di lodgenya, di atas mungkin bisa lebih
DeleteWuiiih bisa berubah drastis suhunya ya Mei klo udah malam dan makin ke atas. Staminamu luar biasa deh, salut aku ngeliat kamu aktif banget.
Deleteya kalau malam sekitar segitu padahal itu hari ke 2 bersalju, mungkin makin dingin hari berikutnya
DeleteFisik dan semangat yang luar biasa ini mba bisa sampai sana ya
ReplyDeletebarokallah senangnya bisa melihat pemandangan keren dari atas sana.
alhamdulillah mba bisa melihat ini
DeleteSeru dan tegang lihatnya. Apalagi di jembatan goyang. Untuk harga lumayan murah ya mbak.
ReplyDeleteya di sana murah-murah mba dan jembatannya bikin seru hehe
Deleteseru banget mbak, sepanjang baca cerita ini aku sambil membayangi :D tapi aku lebih penasaran sama tempat penginapannya, dari luar kelihatan keren gitu.
ReplyDeleteya bagus-bagus ko dalamnya nanti saya insyallah ulas juga
DeleteWoww, gak ada habisnya cerita pendakian gunung. Sampe ke Himalaya pun dijabanin, ckck..
ReplyDeleteMedan menuju Poon Hill udah teratur ya Mbak, yah walaupun berat sih, kontur nanjak, tapi batunya sudah diset buat trekking
Mau cerita ndaki ke gunung mana lagi mbak? ��
ditunggu ya mba Yun cerita berikutnya
DeleteYa ampun seru banget liat foto-fotonya. Udah ada channel YouTube belum, mbka? Kalo belum, sayang banget dibikin vlognya pasti bagus nih. 👍😍
ReplyDeletega pernah diisi channel youtubenya Mas
DeleteTiap baca postingan mba yang membahas naik gunung rasanya pingin banget mencobanya sekali aja. Aku belum perbah soalnya, nanjak dari curug aja ngos-ngosan 😅 pemandangannya yang cantik membayar semua tenaga yg terpakai yaa
ReplyDeletesuperb pemandangannya ka ayo ayo nyobain bareng aku
DeleteMasyaaAllah
ReplyDeleteSeneng bgt Mbak bisa jalan2 ke mana2
Pemandanganny baguss
Jembatanny sekilas mirip jembatan canopy bangkirai mbaa
Baguss
Seneng nih baca2 cerita2 traveling mba 😍
terima kasih mba, doakan saya bisa berkeliling ke tempat lain
DeleteYa ampun Nepaaaal cantik sekali
ReplyDeleteSemoga saya bisa segara ke Nepal. Salah satu bucked list saya
Btw jadi inget temennya temen saya yg seorang tour guide. Katanya terjebak di Nepal karena pandemi. Lalu kehabisan dana. Sekarang sedang ada penggalangan dana untuk membantu kepulangan beliau
mudah-mudahan temannya sehat selalu mba dan pulang ke Indonesia dengan selamat, aamiin
DeleteSeru sekali bisa melakukan perjalanan dan penjelajahan melihat ciptaan Tuhan yang indah.
ReplyDeletePemandangannya seseru ceritanya, semoga suatu saat kami sekeluarga bisa mengikuti jejak mbk
aamiin kak, insyaallah someday bakal ke sana
DeleteMemang kalau sedang jalan di mana-mana jangan lupa untuk berfoto-foto ya. Membayangkan saja pasti mbak Mei punya ratusan bahkan ribuan file foto ya? Hi, hi, hi...
ReplyDeletePunya 2 tera mba Yus hehe
DeleteWow keren ya banyak penginapan dan tempat makan saat menuju puncak. Apalgi wifi juga bisa akses. Hhh
ReplyDeleteKeren bgt pemandangannya mbak
:)
ya keren banget di sana ga usah capek2 bawa tenda
DeleteWow wow wow... keren banget sih mbak. Memang hobi mendaki gunung ya. Petualang sejati. Ditunggu cerita selanjutnya. Sepertinya penuh cerita seruuuu
ReplyDeletesiapp kak, terima kasih
DeleteWahhh masya Allah, keren banget ini mbaa. Sumpah deh, bacanya aja udah bikin aku merinding dong sungguh pengalaman luar biasa ya mba. Perjalanan yang seru dan penuh tantangan. Keren!
ReplyDeletebanget mba, seru pengen balik lagi
DeleteBagus sekali tulisannya, foto nya juga sangat mendukung, pasti ini menjadi salah satu pengalaman tak terlupakan ya karena banyak sekali tempat yang dapat dieksplorasi dengan berbagai keunikannya
ReplyDeleteterima kasih mba, pengalaman seru
DeleteLuar biasa petualangannya kak bener bener perjalanan yang berkesan udah sampai kesini view gunungnya bagus banget n jadi ngebayangin sepanjang perjalanan nya pasti asik banget
ReplyDeleteSaya bergidik saat membacanya Mbak. Bukan takut, bukan ngeri, apalagi seram. Tapi takjub. pemandangan di sana sedemikian indah namun perjalanan di sana juga tak mudah.
ReplyDeleteKeren banget!
Masya Allah, begitu indah Tuhan menciptakan alamnya. Salut deh sama mbak yang sukses mendaki sampai puncak. Tulisannya disatuin ya agar nanti dijadikan buku, keren ini. Ditunggu lanjutan ceritanya
ReplyDeleteWow pemandangan yg luar biasa Indah.
ReplyDeleteUntuk menuju puncak Poon Hill pastinya memerlukan perjuangan ekstra, tapi klo pemandangannya oke + banyak temen pasti nggak terasa hehe.
Semoga suatu saat q bisa ngikut jejak Mbak.
Baca ini jadi ingat bagian cerpen saya yang menuliskan selintas tentang Nepal. Di buku kumpulan cerpen solo perdana saya yang baru pre order dan diterbitkan Wanadri.
ReplyDeleteKathmandu kota inspiratif gara-gara:Seno Gumira Ajidarma. Cuma bisa mengkhayal suatu saat kelak bisa ke sana, he he.
Saya takjub baca judulnya. Keren banget bisa kenal pendaki gunung kawakan yang juga sudah menjelajahi Nepal.
Tahu tentang petualangan alam dari majalah intisari lawas sejak kecil. Jadi kenal banyak tokoh pendaki gunung seperti Norman Edwin, George Leigh Mallory, sherpa Tenzing Norgay, Edmund Hillary, Ranulaph Fiennes, dan lainnya.
Gunung adalah keindahan pasak bumi yang senantiasa mengundang dan menyimpan misteri.
Senang bisa lihat fotonya. Saya tidak akan kuat mendaki ratusan anak tangga demi menuju puncak. Rasanya gimana gitu.
Semoga tetap sehat dan fisik plus psikis prima. Salut banget pada Mbak. 👍❤🤗
Saya baca pelan-pelan sambil membayangkan serunya kayak apa. Happy banget ya mbak bisa sampai ke sana. Sy belum seberani itu :D
ReplyDeleteWow, keren banget udah nyampai Himalaya aja. Saya bisa membayangkab betapa serunya pengalaman mba selama di sana. Huah, jadi pengen ke sana juga tapi kayaknya saya belum berani menempuh perjalanan sejauh itu.
ReplyDeleteWow... aku mau muncak ke Poon Hill. Asyik deh itu ngelihatnya, sudah lama juga gak mendaki gunung lewati lembah. Hehe...
ReplyDeleteDitunggu cerita selanjutnya, biar aku tambah baper.
seneng banget nyimak ceritanya. Pemilihan kata dan susunan kalimatnya bikin aku yang baca seperti di bawa ke Poon Hill saja. Tapi nggak bayangin, kira2 bakal kuat nggak ya kalau daki. Gag terbiasa daki soalnya.
ReplyDeleteJembatan gantungnya bikin deg degan kalau mau jalan di siti, hihi. Tapi pemandangannya cakep ya kak
ReplyDeletewow, keren mbak sudah sampai himalaya jalannya. pemandangannya juga keren banget mbak. lihat anak tangganya rasanya lututku dah langsung protes mbak hehehe. sehat-sehat selalu ya mbak.
ReplyDeletetangganya banyak banget.. melatih optimisme banget ya mendaki itu masya Allah
ReplyDeleteAku kira medannya yang alami banget. Ternyata udah didibantu gini ya mbak. Ini buat orang awam yang nggak pernah naik gunung pasti bakal terbantu banget sih. Tinggal atur fisik aja.
ReplyDeleteMbam ini hobi penjelajah ya, Wah amazing bagi saya sudah sampai himalaya. Pasti capeknya baru kerasa kalau udah pulangnya hehe. but emang sih travelling alam itu menuju perjalanannya nggak mudah tapi hasilnya nggak akan kecewa
ReplyDeleteDuh keren sekali mbak. Himalaya gitu Lo. Hehe btw, ketemu Yeti tidak di sana?🙈😆
ReplyDeleteAaahhhhh Darii dulu aku pengen bangetttt rasain naik gunung gini. Apalagi Nepal yg memang udh jadi impian pendaki sih yaaa :D. Kalo Annapurna sepertinya aku blm sanggub mba. Tapi yg poin hill ini seharusnya bisaa :D. Apalagi jalurnya udh bagus begitu.
ReplyDeleteSusahnya pak suami nih , ga bakal mau diajak naik gunung -_-. Sementara aku penasaran seperti apa rasanya :). Seneng aja kalo daerah2 gunung gini, Krn sejuk pastinya dan view dari atas pasti lebih bagus :)
Serem amat sempet ga ketemu orang pas di Annapurna mba. Aku mau baca lagi ah cerita2 lainnya :)
Bahagia banget ya Mbak bisa sampai di Annapurna, medannya memang tidak mudah tapi pemandangannya tak ternilai. Aku sering baca buku tentang Himalaya ini dan membayangkan bagaimana orang bisa mendaki gunungnya..
ReplyDeleteSalut saya sama perempuan tangguh macam Mbak Mei ini.
ReplyDeleteSaya kadang oengen juga merasakan pengalaman seperti itu tapi selalu yang duluan kepikiran adalah kendalanya, hehe...
Menyenangkan💕😍
ReplyDeleteAku pengen juga bisa mendaki sampe sana. Kamu luar biasa kak. Gunung luar dan gunung Indonesia semua udah dipelajari
bisa dibilang jalur trek disini lebih "canggih" dari jalur di indo, kita bisa ketemu sama penginapan dan warung ya, mayan buat nambah amunisi makanan kalo bekalnya abis
ReplyDeleteview puncak yang bersalju bisa bikin semangat mendaki itu ya,kayak pengen cepet berada di puncaknya
Aku tuh selalu penasaran sama gimana persiapan fisik yg dilakukan sebelum keberangkatan ke tmpt2 spt ini. Kapan2 dishare ya mba.
ReplyDeleteKalau track2 ajaib pasti jd kerinduan tersendiri unt mba n temen2. Tp itu gimana ngadapin ketidakcocokan sama misalnya penginapan, kamar mandi, dsb. Aku ngga kebayang klo aku yg kesana bisa ga ya menyesuaikan dirinya.
Ahhh, mba hebat
waaa seru banget keliatannyaaa, selalu seneng kalo liat foto foto soal pendakian kaya gini deh, aapalagi kalo rame rame mendakinya yaaa, terus foto foto pemandangan dari atas tu selalu cantik
ReplyDeleteAh ya ampun keren bgt smpe di himalaya... apalah aku indonesia aja cuman gunung bromo, sm ijen... sama kelud wkwkkwkww.... ijen aja sdh bengep.... fisiknya pasti kuat nih kmu mba... jdi penasaran baca crita yg lainnya di blog ini...
ReplyDeleteEnak kalau banyak penginapan gitu ya dekat gunung jd gak kemping bisa nginep sana hehe :D
ReplyDeleteHarga penginapannya juga ternyata masih terjangkau ya mbak buat traveler Indonesia hehe. Semoga kelak bisa jalan2 juga ke Himalayan :D
Wah sudah sampai Himalaya saja kamu Mba. Tahu Himalaya hanya sari buku sejarah dan buku geografi saja. Someday i will going there too
ReplyDeletePenakluk gunung yang luar biasa ini, semangatnya mendaki itu lho kak
ReplyDeleteTak dukung ceritamu di buat buku kak. Saudaraku juga ada yang demen naik gunung udah 59 gunung di Indonesia yang didaki
cakep bangeeet mba ini pemandangannya...aku suka liat vantage point seperti ini. Asli kereeeen dan memang alamnya luar biasa ya. Hebat mbaaa niat bangeet untuk mendaki di sini
ReplyDeleteMbaaak ... Aku pengen banget kesini, hiyaaaa. Ya Allah, kapan ya bisa kemari? Eh, ini menginapnya tuh selalu di tempat penginapan gitu ya, Mbak? Di sana nggak ada kebiasaan buka tenda kah? Atau karena udara terlalu dingin ya? Aduuuh, aku jadi penasaran, hihihi ...
ReplyDeleteYa ampun dingin banget ya, suhunya minus. Tapi memang pengalamannya asyik ya, jauh-jauh ke sana, semuanya worthed it.
ReplyDeleteKeren ya pemandangannya tp sy gak kuat dingin gmn dunk hihi..kyknya sy cukup baca cerita aj deh..
ReplyDeleteWaduuh lihat gunung saljunya.. indaaah sekali.. tapi kebayang dinginnya, apalagi mendekati musim salju.. Lihat pemandangan lain yang penuh tangga, wow banget deh, Mbak Mei pasti punya stamina yang kuat banget nih, tahan dingin dan sanggup jalan meniti beratus tangga.. salut...
ReplyDeleteItulah keistimewaan mendaki gunung di Himalaya katena akses dan fasilitas penunjangnya memudahkan pendaki. Tidak bingung nginep fi mana karena ada penginapan yang nyaman dan hangat. Jadi pendaki tidak perlu ribet bawa alat untuk menginap, cukup bawa yang penting saja.
ReplyDeleteNepal benar-benar perhatikan hal demikian sebagai pendukung bagi pariwisata mereka sehingga maju dan mengundang. Beda paha tahun '80-an yang terbatas.
Keren abis kak mei mah udah nyampe Himalaya saat saya anteng selimutan di rumah. Wkwkwk.. semoga sehat selalu kak biar bisa mendaki ke mana2 lagi n berbagi kisahnya
ReplyDeleteUwwwwoooowww Kathmandu, Annapurna.... ckckck. Mbak Mei udah nyampe sana. Itu baru wishlist-ku 😁 Mbak Mei keren, kuat naik gunung.
ReplyDeleteKeren banget Mbak udah sampe sana.
ReplyDeleteSelama ini saya 'cuma' baca kisah pendakian dalam negeri, sih. Kudet juga, hehe. Jadi baca ini berasa diajak mbolang ke sana. Nice story and picture. Selalu salut untuk para pendaki yang berani menaklukkan tantangan. Great!
Himalaya? Baru baca judulnya aja sudah tertarik. Kereeeeeen banget! Aku gunung kerinci yang dekat kotaku aja belum pernah naik kak. Motivasi buatku ni, bakal mencobanya
ReplyDeleteSeru banget baca certanya mba. Jauhnyaa udah main sampe kesana mbaa ahaha keren!
ReplyDeleteLiat ini tuh aku tuh jadi ingat variety show Twogether karena mereka kesini dan aku tuh pas nonton jadi pengen banget explore ke tempat yang mereka kunjungi.
ReplyDeletemampir ke blog ini pasti aja ngiler. Ngiler kepengen jalan-jalan ekspolr alam. Naik gunung, nyelam di laut. Dan ini pula, aduuuh ke Himalaya. Impian banget deh. Lihat di film-film aja seru, gimana ngerasain sendiri ya. Berasa kayak mimpi deh kalo aku :D
ReplyDeleteKereeeen banget perjalanan Mbak Mei ke Poon Hill.. Nepal memang bucketlist banget deh pokoknya. Baca tulisan ini jadi pengen banget cepet-cepet untuk melihat sendiri keindahan pesona Nepal.
ReplyDeleteTerima kasih Mba Mei sudah membuat aku makin ngiler untuk ke Nepal hahaha <3
Seru sekaliii, sudah lama ga naik gunung. Dan keren banget di Himalayaa, pasti dingin yaa di sana mba :")
ReplyDeleteSilakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.