Ada yang pernah mendengar Kawasan Pariwisata Perbatasan Entikong atau Cross Border Tourism Entikong, atau PLBN Entikong? Saya yakin sudah banyak orang mendengar tempat ini. Yap, Entikong merupakan salah satu batas negara Indonesia dengan Malaysia yang terletak di Kalimantan Barat. Kawasan perbatasan ini, belakangan dikenal sebagai salah satu destinasi wisata, karena berada di batas negara dan saat ini dibangun dengan sangat megah.
|
Pintu depan kawasan perbatasan Entikong Indonesia Malaysia |
Sebelumnya saya pernah melakukan traveling ke beberapa negara melalui pintu darat, sehingga dapat melihat langsung beberapa bentuk batas negara. Banyak keunikan yang luar biasa dimana batas negara kadang hanya dibatasi oleh sebuah ukiran berbentuk ikan di tengah kebun tanpa penjagaan ketat seperti batas negara di Polandia dan Ukraina. Atau saat saya berkunjung ke pegunungan Himalaya, saya bisa berdiri di atas gunung sebagai batas negara antara China, Bhutan dan Nepal.
Atau pada saat berkunjung ke Hungaria, Slovakia, dan Austria, batas negara mereka hanya dibatasi 3 kursi dan meja berbentuk segitiga tanpa penjagaan ketat. Bahkan batas negara di Belanda dan Belgia, hanya dibatasi sebuah garis dekat sebuah rumah makan, ketika kamu menggeser sedikit saja kursi melewati garis tersebut, artinya kamu sedang makan di dua negara. Berbeda jika ke negara Korea Utara dan Selatan, atau India dan Pakistan keduanya dijaga ketat oleh tentara yang kadang membuat wisatawan merasa kurang nyaman dan merasa tidak aman.
|
Antrian foto di depan Monumen Patung Garuda |
Tahun 2018 saya memutuskan untuk traveling ke perbatasan negara Indonesia dan Malaysia yang ada di Entikong. Kenapa memilih perbatasan Entikong? Selain masuk salah satu Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang sedang dibangun besar-besaran dan megah oleh pemerintah, sekalian waktu itu saya akan mendaki ke Gunung Bukit Raya. Salah satu Seven Summit Indonesia yang ada di Pulau Kalimantan.
Meskipun menuju kaki gunung ini masih membutuhkan waktu sekitar 20 jam dari perbatasan negara ini. Nah, bagaimana serunya saya berkunjung ke perbatasan negara Entikong milik Indonesia, dan bagaimana batas negara Indonesia Malaysia di Entikong, Kalimantan Barat, yuk let's check it out.
TENTANG KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG
Perbatasan negara sudah lama menjadi sebuah atraksi wisata atau dikenal dengan istilah cross-border tourism di beberapa negara luar. Karena menjadi sebuah keunikan dan kepuasan tersendiri bagi wisatawan saat berdiri di sebuah batas negara negara. Belakangan ini, di Indonesia juga mulai berkembang atraksi wisata ini.
Salah satunya adalah di Perbatasan Entikong, Kalimantan Barat. Awalnya perbatasan ini dibangun dan dikembangkan oleh pemerintah pusat melalui PUPR dan beberapa kementerian lainnya, termasuk Kemenparekraf. Kawasan ini menjadi salah satu dari 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang dibangun secara besar-besaran sejak tahun 2016 dan salah satu tujuannya memang menjadikannya sebagai Kawasan Pariwisata Perbatasan atau Cross Border Tourism. Seperti yang sudah terjadi di beberapa perbatasan negara Eropa dan negara lainnya.
|
Pintu perlintasan untuk bus dan kendaraan pribadi di perbatasan Entikong milik Indonesia |
Kawasan Pariwisata Perbatasan Entikong berbatasan darat langsung dengan Tebedu, Serawak, Malaysia. Kawasan perbatasan Entikong masih sangat kental dengan budaya adat Suku Dayak, karena memang semua warga di kawasan ini adalah Suku Dayak asli.
Nah, makin seru kan, selain menikmati alam, wisata buatan, juga bisa mengenal tentang budaya Suku Dayak. Bangunan perbatasan yang saat ini dibangun dengan megah, menjadi salah satu atraksi wisata yang sangat diminati oleh wisatawan baik dari Indonesia maupun wisatawan mancanegara yang masuk melalui perbatasan Malaysia.
|
Pintu perlintasan untuk bus dan kendaraan pribadi di perbatasan Entikong milik Malaysia |
Seperti yang sudah saya jelaskan, di beberapa negara, batas negara dijaga dengan ketat, dan perbatasan negara Entikong juga mengalami hal serupa. Perbatasan negara Entikong dijaga ketat oleh tentara Indonesia, jadi jika ada berkunjung ke perbatasan ini, setiap 200 meter anda akan menemukan pos tentara penjagaan.
Alasannya sudah pasti untuk menjaga keamanan negara kita dari berbagai gangguan. Terkadang saya merasa kurang nyaman merasa semua gerak gerik kita diperhatikan oleh mereka, namun disatu sisi juga merasa nyaman, karena kita merasa terlindungi jika ada apa-apa. Ini menjadi salah satu sensasi yang dirasakan saat berkunjung ke tempat wisata di perbatasan Entikong ini.
|
Bentuk batas negara Indonesia Malaysia di Entikong, dibatasi dengan pagar dari kedua negara |
Kawasan pariwisata perbatasan Entikong menawarkan banyak atraksi wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Namun memang karena masih dalam proses pembangunan, tidak semua atraksi saat ini dapat dinikmati dengan mudah, karena akses, amenitas, dan atraksinya belum dikemas dengan baik.
Selain atraksi budaya dan alam, justru atraksi buatan yang menjadi ikon kawasan perbatasan ini yang menarik wisatawan. Apa itu? yap Patung Garuda.
ATRAKSI WISATA DI KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG
1. Monumen Patung Garuda
Atraksi utama di kawasan perbatasan Entikong adalah Patung Garuda. Lambang kemegahan kawasan perbatasan Entikong sehingga pembangunannya pun mendapatkan porsi khusus dari pemerintah yang dibangun pada tahap I pembangunan kawasan perbatasan Entikong.
Monumen yang dibangun dengan megah dengan bentuk lambang Garuda sebagai lambang kekuatan Indonesia dan desainnya melambangkan khas Suku Dayak yang mencerminkan kearifan lokal setempat.
Material yang digunakan untuk monumen ini menggunakan material khusus yaitu berupa batu alam jenis Andesit. Sementara untuk patung Garudanya merupakan asli batu alam yang diukir langsung oleh pemahat dari Tuban yang menghabiskan dana sebesar 1 milyar, sehingga total dana yang dikeluarkan untuk monumen ini mencapai 2 milyar.
Monumen Garuda ini dibuat di dua tempat yaitu sisi depan yang menghadap Malaysia maupun sisi belakang bangunan utamanya yang menghadap Indonesia.
|
Antrian foto di depan Monumen Patung Garuda |
Nah inilah spot wisata paling ramai di kawasan perbatasan Entikong. Kadang sampai harus mengantri untuk berfoto di tempat ini. Biasanya orang akan berfoto sambil menunggu antrian pengecekan paspor baik yang akan masuk ataupun keluar dari wilayah Indonesia. Dan inilah ikon pariwisata di kawasan pariwisata perbatasan Entikong.
|
Pintu belakang Perbatasan Entikong Indonesia Malaysia |
2. Festival Perbatasan
Atraksi kedua yang sangat ditunggu-tunggu oleh wisatawan saat berkunjung ke kawasan pariwisata perbatasan Entikong adalah Festival Perbatasan atau event perbatasan yang dilakukan di perbatasan Entikong. Salah satunya bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Negara Republik Indonesia.
Biasanya berupa festival musik dengan mengundang artis ibukota. Kegiatan ini hasil koordinasi antara Dinas Pariwisata Kabupaten Sanggau, dan pemerintah di Kecamatan Entikong dan didukung langsung oleh Kementerian Pariwisata dan mengundang masyarakat serta pemerintahan Kuching, Malaysia.
|
Salah satu festival musik di perbatasan Entikong |
Selain festival musik, pernah juga diadakan festival olahraga sepeda. Dilansir dari laman pemerintah milik Jaringan Pemberitaan Pemerintah (JPP) Festival olahraga yang diberi nama Jelajah Sepeda Nusantara pertama kali dilakukan tahun 2018 dengan menempuh jarak 6.500 km dengan titik 0 km dari perbatasan Entikong Kalimantan menuju Bali. Festival ini berhasil menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara yang masuk melalui Bandara Supadio maupun dari Malaysia.
|
Salah satu festival musik di perbatasan Entikong |
Namun jika ingin menikmati festival atau event perbatasan, pastikan dulu ya tanggalnya, biasanya festival ini akan masuk dalam kalender nasional milik Kementerian Pariwisata.
3. Berfoto di Perbatasan Negara Indonesia Malaysia
Ini dia, atraksi wisata yang paling diburu saat berkunjung ke perbatasan sebuah negara, yap, berfoto di antara dua batas negara Indonesia dan Malaysia. Bagaimana bentuk batas negara Entikong?
Kedua negara ini hanya dibatasi sebuah ruang terbuka dengan ukuran 10 meter, sebagai area netral kedua negara. Inilah bentuk batas negara Indonesia Malaysia di kawasan perbatasan Entikong.
|
Komplek perbatasan Entikong bagian Malaysia |
Di area ini justru tidak ada penjagaan ketat dari kedua belah pihak. Sehingga wisatawan atau warga lokal bebas beraktivitas di tempat ini. Mungkin karena masih dalam proses pembangunan. Bahkan kita akan menemukan banyak penjual dari Indonesia di area netral atau di area batas kedua negara ini.
Biasanya wisatawan akan berfoto di area netral ini atau masuk sedikit ke arah Malaysia, dan mereka akan berfoto di batas negara bagian Malaysia.
4. Gawai Dayak
Festival adat Gawai Dayak merupakan upacara adat yang dilakukan pada saat panen padi sebagai bentuk ucapan terima kasih Masyarakat Suku Dayak kepada leluhur yang sudah memberikan berkah berupa hasil panen padi yang melimpah.
Festival ini hanya dapat ditemui pada bulan April - Mei biasanya sesuai dengan jadwal panen. Festival ini masuk dalam event nasional yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten Sanggau. Dalam event ini kita akan melihat beberapa upacara adat Suku Dayak.
5. Sosek Malindo
Adalah event rutin yang diadakan oleh pemerintah Indonesia dan Malaysia. Jika kamu ingin menyaksikan event ini, kita harus tahu terlebih dahulu jadwalnya. Biasanya diadakan di bulan September - Oktober.
Event ini sudah diadakan sejak lama dan tahun 2016 sudah dilaksanakan ke-19 kalinya. Kegiatan ini merupakan kegiatan pertukaran sosial dan budaya Indonesia-Malaysia. Pada tahun 2018 dilaksanakan pada 15 September di Tebedu-Malaysia. Setiap tahun lokasi kegiatan bergantian di Indonesia (Entikong/di Kabupaten Sanggau) atau di Malaysia (Tebedu).
6. Titian Muhibah
Titian Muhibah merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Pemerintah Entikong dengan Pemerintah Tebedu, Malaysia yang sudah dilaksanakan ke-13 kalinya pada tahun 2018.
Kegiatan ini merupakan kegiatan pagelaran budaya dan salah satu rangkaian acaranya adalah pertandingan olahraga antara Indonesia-Malaysia. Beruntungnya tahun 2018 saya diberikan kesempatan untuk dapat menikmati event perbatasan ini dan mendapatkan undangan dari pemerintah perbatasan.
|
Event Titian Muhibah di negara Malaysia |
Sama dengan Sosek Malindo, setiap tahun lokasi kegiatan dilakukan secara bergantian di Indonesia (Entikong) dan pada tahun 2017 pertama kalinya diadakan di Kabupaten Sanggau atau di Malaysia (Tebedu). Biaya transportasi negara undangan akan ditanggung oleh negara yang diundang tetapi untuk biaya jamuan dan acara semuanya akan ditanggung oleh tuan rumah.
7. Rumah Panca
Merupakan rumah tempat penyimpanan tengkorak yang merupakan potongan kepala musuh dari Suku Dayak pada zaman dahulu. Hal ini berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata tentang kekuatan dan kehebatan leluhur Suku Dayak yang mampu mengalahkan musuh-musuhnya pada zamannya. Sayangnya saat ini Rumah Panca tidak dikelola dengan baik dan tidak dijadikan sebagai salah satu potensi untuk menjadi destinasi wisata di Kecamatan Entikong.
8. Air Terjun Punti Tapau
Arum Jeram Punti Tapau merupakan salah satu destinasi wisata prioritas Kabupaten Sanggau yang terletak di Entikong tepatnya di Desa Suruh Tembawang.
Akses menuju destinasi ini masih belum memadai karena kondisi jalan menuju tempat ini sebagian masih berbentuk tanah dan jalan aspal masih dalam proses pembangunan. Moda transportasi juga belum tersedia untuk menuju destinasi wisata yang terkenal dengan arus derasnya ini.
|
Pas ke sini sepi banget, airnya jernih dan melewati hutan-hutan sawit |
9. Gunung Tiong Kondang
Salah satu pegunungan yang dapat dikunjungi oleh wisatawan adalah Gunung Tiong Kondang yang merupakan gunung legenda bagi masyarakat Kalimantan Barat dan menjadi salah satu daya tarik wisata di sekitar kawasan perbatasan Entikong. Lokasinya berada di Desa Temiang Mali dan Desa Tae, Kecamatan Balai, tepat bersebelahan dengan Kecamatan Entikong.
10. Rumah Betang Raya Dori Mpulor
Butuh waktu sekitar 3 jam dari perbatasan negara untuk menuju tempat ini. Rumah adat Betang yang bentuknya memanjang ini mempunyai 16 pintu yang mewakili jumlah Suku Dayak yang ada di Sanggau.
|
Pas ke sini tidak ada event apa-apa |
Bangunan Rumah Betang Raya Dori Mpulor yang menjadi salah satu destinasi wisata di kawasan perbatasan Entikong ini berdiri di atas tanah seluas 7 hektar. Tempat ini tidak dijadikan tempat tinggal oleh masyarakat Suku Dayak, namun dikhususkan hanya untuk upacara-upacara adat atau event yang berkaitan dengan Suku Dayak, salah satunya untuk upacara Gawai Dayak Nosu Minu Podi.
11. Kawasan Sabang Merah
Merupakan kawasan area jogging yang sering digunakan oleh masyarakat Sanggau, namun mulai banyak traveler ke tempat ini hanya untuk sekedar berfoto.
|
Salah satu spot foto di Kawasan Sabang Merah |
Sore hari kita bisa menikmati area ini sebagai tempat santai, dan banyak spot foto yang asik. Kawasan ini mempunyai beberapa panggung pentas, kawasan hutan kota, area jogging, taman yang hijau, sampai dengan taman komunitas.
|
Suasana siang hari di Kawasan Sabang Merah |
AKSES MENUJU KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG
Agustus 2018, saya berangkat menuju kawasan perbatasan Entikong dari Bandara Yogyakarta dan transit di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Kemudian dilanjutkan ke Bandara Supadio. Pontianak. Perjalanan dari Yogyakarta sampai ke Pontianak kurang lebih memakan waktu 6 jam.
|
Kondisi jalan menuju perbatasan |
Yang harus diperhatikan adalah tidak setiap jam penerbangan tersedia menuju Bandara Supadio ini. Namun saat ini sudah tersedia penerbangan langsung dari Yogyakarta ke Pontianak 2x dalam sehari dan hanya dibutuhkan waktu sekitar 2-3 jam saja, tanpa harus transit.
Dan juga saat ini ada beberapa maskapai kecil dari luar ibukota Jakarta yang memberikan pelayanan flight through atau penerbangan langsung menuju Bandara Internasional Supadio Pontianak tanpa harus transit di kota-kota besar seperti Jakarta.
Baca juga: Bukit Raya, Bukit Perjuangan Di Pulau Borneo (Part 2)
Ada beberapa alternatif menuju kawasan pariwisata perbatasan Entikong, jika dari Bandara Internasional Supadio.
1. Menggunakan kendaraan umum berupa bus besar.
Terdapat beberapa Perusahaan Otobus (PO) milik pemerintah Indonesia seperti Damri dan PO milik negara Malaysia dan Brunei Darussalam yang dapat digunakan untuk menuju kawasan Entikong. Salah satunya adalah Perum Damri milik pemerintah Indonesia atau bus besar milik Malaysia dengan tujuan akhir Terminal Bus Kuching Central, Malaysia.
Atau dapat menggunakan bus besar milik Brunei Darussalam dengan tujuan akhir Brunei Darussalam. Ketiga bus tersebut berangkat dari Terminal Internasional Antar Lintas Batas Negara (ALBN) Sungai Ambawang Kubu Raya yang merupakan bus keberangkatan lintas negara.
|
Bus Antar Negara Milik Brunei Darussalam
|
2. Menggunakan kendaraan pribadi.
Kendaraan roda empat atau kendaraan roda dua dengan lama tempuh yang berbeda-beda sesuai dengan kecepatan. Mobil pribadi rata-rata sekitar 6-8 jam. Dan kendaraan roda 2, tergantung kecepatan kita, pernah teman ada yang bawa sekitar 10 jam termasuk istirahat.
Nah, buat teman-teman yang ingin menggunakan bus, perjalanannya masih panjang. Dari Bandara Supadio, Pontianak, kita masih harus menuju terminal Ambawang, kurang lebih 1 jam. Terminal Ambawang adalah terminal internasional yang melayani bus antar lintas antar negara. Ada beberapa alternatif untuk menuju kawasan perbatasan Entikong.
Sementara untuk wisman yang berencana masuk ke Entikong melalui Malaysia dapat menuju bandara Internasional Malaysia Kuching dan dilanjutkan menuju Terminal Bus Kuching Central. Dari terminal bus ini, wisman dapat menggunakan bus besar Perum Damri atau milik Malaysia. Perjalanan ditempuh sekitar 2-3 jam dari Kuching, Malaysia. Alternatif lain selain menggunakan bus besar, wisman dapat menggunakan bus kecil menuju Terminal Serian, dari Serian dilanjutkan dengan bus kecil lagi sampai depan kawasan perbatasan Entikong.
|
Pintu masuk Terminal Internasional Antar Negara Indonesia Malaysia Sei Ambawang |
Begitupun wisman yang masuk melalui Brunei Darussalam, mereka dapat menggunakan Bus besar milik Brunei Darussalam atau Damri milik Indonesia menuju perbatasan Entikong yang ditempuh sekitar 18 jam.
|
Pintu keberangkatan Terminal International Antar Negara Indonesia Malaysia Sei Ambawang |
JADWAL BUS MENUJU KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG
Jadwal keberangkatan dan jumlah armada masih sangat terbatas. Jadwal keberangkatan hanya pagi pukul 07.00 WIB dan malam pukul 21.00 WIB dari terminal bus antar negara Ambawang.
|
Bus Antar Negara Milik Brunei Darussalam tampak depan |
Ketiga bus tersebut melewati kawasan perbatasan Entikong, wisman atau wisnus dapat berhenti di perbatasan ini jika hendak berwisata di kawasan perbatasan atau melanjutkan ke destinasi wisata di Kabupaten Sanggau, yang merupakan ibukota dari Kecamatan Entikong. Jarak tempuh dari Terminal Ambawang menuju kawasan perbatasan Entikong sekitar 5-7 jam perjalanan sudah termasuk istirahat 30-60 menit.
HARGA TIKET BUS MENUJU KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG
Harga tiket tahun 2018 sebesar Rp. 160.000-, untuk satu kali perjalanan (Bisa naik bus menuju Kuching Malaysia atau bus menuju Brunei Darussalam, keduanya akan berhenti di perbatasan Entikong).
ESTIMASI WAKTU TEMPUH MENUJU KAWASAN PARIWISATA PERBATASAN ENTIKONG
Keberangkatan dari:
Terminal Internasional Ambawang (Indonesia) ke Perbatasan Entikong: 5-7 jam (termasuk istirahat dan makan).
Terminal Bus Kuching Central (Malaysia) ke Perbatasan Entikong: 2-3 jam
Terminal Miri (Brunei Darussalam) ke Perbatasan Entikong: 24-26 jam (termasuk istirahat dan makan)