Danau Kelimutu menjadi salah satu pesona keindahan Pulau Flores. Selain pesona Pulau Komodo, Pink Beach, Pulau Rinca, Pulau Padar yang masuk dalam destinasi wisata prioritas Kementerian Pariwisata. Keindahan Danau Kelimutu dikenal tidak hanya di Indonesia bahkan keindahannya sampai di dunia.
Lalu masih ingatkah gambar di uang Rp5.000 zaman dahulu? Gambar itu adalah salah satu keindahan lain di timur Indonesia. Yap pesona keindahan Danau Kelimutu, danau indah yang memiliki tiga warna yang terletak di Pulau Flores, NTT.
Mengenal Danau Kelimutu
Danau Kelimutu atau dikenal juga sebagai Gunung Kelimutu atau Danau Tiga Warna ini adalah salah satu keindahan Indonesia yang terletak di timur Indonesia. Tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur atau sekitar 66 km dari Kabupaten Ende.
Danau yang memiliki luas sekitar 1.051.000 meter persegi ini memiliki tiga danau dengan warna yang berbeda-beda, sementara di atasnya adalah perbukitan. Sehingga kita dapat menikmati keindahan danau ini dari atas bukit.
Kelimutu sendiri berasal dari kata Keli dan Mutu. Keli artinya gunung dan Mutu artinya mendidih. Danau yang memiliki volume air sekitar 1.292 juta meter kubik ini mempunyai tiga warna yaitu merah, biru, putih. Ketiga warnanya ini selalu berubah-ubah.
Menurut ilmu science, perubahan ini merupakan hasil reaksi kimia yang disebabkan oleh mineral di air dan gas dari gunung berapi ini. Atau menyesuaikan dengan kondisi alam atau cuaca serta kondisi keasaman di sekitar danau.
Berbeda dengan kepercayaan masyarakat setempat, perubahan warna air danau ini menunjukkan bahwa banyak jiwa leluhur yang sudah meninggal sedang berkumpul. Dan pada saat terjadi perubahan warna pada danau tersebut, masyarakat setempat akan melakukan ritual sesajen untuk para arwah yang sudah meninggal dan berkumpul di danau tersebut.
Selama perjalanan menuju danau ini, saya ditemani oleh seorang guide asli masyarakat lokal. Beliau banyak bercerita mengenai sejarah danau ini. Dari beliau saya tahu bahwa masing-masing warna danau tersebut memiliki arti serta memiliki kekuatan yang berkaitan dengan adat budaya asli suku Flores.
Beberapa informasi terpasang di sepanjang jalan menuju puncak Kelimutu |
Danau berwarna biru lebih tepatnya saya melihatnya sebagai warna ijo toska dikenal dengan nama Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, danau ini merupakan tempat berkumpulnya jiwa muda-mudi yang telah meninggal.
Danau yang berwarna merah dikenal dengan nama Tiwu Ata Polo adalah tempat berkumpulnya jiwa orang yang telah meninggal dan selama mereka hidup melakukan banyak kejahatan. Sementara untuk danau yang berwarna putih dikenal dengan nama Tiwu Ata Mbupu adalah danau tempat berkumpulnya orang tua yang telah meninggal.
Danau Kelimutu atau Gunung Kelimutu yang berada di ketinggian 1.639 mdpl atau sekitar 5.277 kaki ini merupakan gunung vulkanis dan terakhir kali meletus pada tahun 1968. Gunung vulkanik ini pernah meletus sebanyak 11 kali dari rentang waktu antara tahun 1830 - 1996.
Pada 26 Februari 1992, Danau Kelimutu atau Gunung Kelimutu ini dijadikan sebagai tempat Konservasi Nasional Alam Kelimutu. Dimana kondisinya dilindungi oleh negara.
Pengalaman Berkunjung ke Danau Kelimutu Flores
Tahun lalu sekitar bulan Mei saya mengelilingi kembali Nusa Tenggara Timur untuk kedua kalinya. Kalau sebelumnya tahun 2016 saya hampir sebulan, tahun lalu sekitar dua mingguan saja dengan tujuan Kabupaten Ende dan sekitarnya.
Dan salah satu destinasi wisata yang saya kunjungi adalah Danau Kelimutu atau Gunung Kelimutu atau Taman Nasional Kelimutu atau Danau Tiga Warna yang sangat indah ini.
Sekitar pukul 4 subuh saya berangkat dari hotel untuk menuju Danau Tiga Warna ini. Ketika berangkat hujan cukup deras, namun saya dan teman saya tetap melaju menggunakan kendaraan roda empat. Perjalanan sekitar 30 menit dari tempat saya menginap.
Kami tiba sekitar pukul setengah lima di depan pintu masuk. Terdapat pintu gerbang masuk yang dijaga oleh petugas Taman Nasional Kelimutu. Dari pintu gerbang sampai tempat parkir kendaraan sekitar lima menit saja.
Karena hujan masih turun cukup deras, kami berhenti minum teh dahulu di salah satu warung kopi milik warga yang sudah buka. Sampai akhirnya sekitar pukul lima pagi, saya dan teman memutuskan untuk mulai mendaki.
Mengingat teman saya ingin menikmati sunrise yang entah akan keluar atau tidak karena hujan masih turun. Tapi setidaknya kami sudah berada di puncak sekitar pukul 7an, dimana waktu matahari terbit muncul. Meskipun mungkin sunrise tidak akan keluar.
Danau Tiga Warna (Putih dan Biru) |
Perjalanan dari parkiran kendaraan ditempuh sekitar 30-60 menit untuk sampai menuju puncak utamanya. Tergantung kecepatan kaki. Dengan menggunakan jas hujan kami mulai berjalan dengan ditemani guide masyarakat lokal sebagai penunjuk jalan. Senang sekali rasanya setiap kali mengobrol dengan masyarakat lokal. Wawasan kita menjadi semakin luas.
Mengetahui adat budaya setempat, sistem kehidupan mereka, dan lainnya. Dan dari para guide masyarakat lokal ini saya banyak belajar bagaimana bersyukur dengan setiap nikmat yang Tuhan beri. Termasuk dari bapak guide lokal tersebut.
Sepanjang jalan, beliau menjelaskan mengenai sejarah Danau Kelimutu ini. Kurang lebih seperti yang saya tuliskan di atas. Beliau sudah bertahun-tahun menjadi guide lokal untuk Gunung Kelimutu ini.
Saya bersama teman saya berjalan santai. Salah satu ciri khas traveling Saya yang tidak pernah terburu-buru mengejar destinasi wisata. Saya selalu menikmati setiap detik perjalanan saya.
Di tengah perjalanan, hujan mulai reda. Alam Kelimutu pun mulai terang meskipun nampak berkabut karena selesai hujan. Jalan setapak cukup kecil di awal perjalanan. Setelah sekitar sepuluh menit kemudian kita akan menemukan jalan mulai datar dan lebar.
Hari juga sudah menunjukkan hampir jam 1/2 6. Karena perjalanan saya santai begitu juga teman saya, jadi perjalanan kami sampai puncak hampir satu jam.
Sepanjang perjalanan kami banyak mengambil photo. Karena sepanjang jalan kami menemukan beberapa tugu Selamat Datang Kelimutu, beberapa informasi tertulis di atas tugu. Sebelum mencapai puncak kami juga menemukan jalur kecil untuk menuju salah satu danau dari Danau Kelimutu.
Perjalanan menuju puncak cukup terjal namun jalurnya sangat jelas karena merupakan alam terbuka. Jadi sepanjang perjalanan kita dapat melihat dengan jelas hamparan menyerupai gurun yang dipenuhi dengan bebatuan terjal.
Mendekati jalur puncak, jalannya sudah dibangun dengan rapi berupa tangga. Sekitar 200an anak tangga wajib kamu lewati untuk menikmati danau warna-warni ini. Cukup aman namun, meskipun begitu saya sarankan untuk menggunakan sepatu trekking untuk menuju puncak. Karena tangga dan batu terjalnya bisa melukai kaki.
Danau satu dan dua cukup berdekatan. Sementara danau satu lagi berada di area bawah, sehingga sebelum mencapai puncak ada jalur khusus di bawah untuk melihat danau satunya lagi.
Puncak ketinggian Danau Kelimutu ini terdapat sebuah tugu sebagai penanda puncak. Semua wisatawan dapat berfoto di tugu ini. Sebagai bukti pernah berkunjung ke Danau Kelimutu. Dari atas tugu ini juga kita dapat melihat ketiga danau tersebut.
Sayangnya ketika saya ke sana, danaunya tidak berubah warna, mungkin karena belum musimnya. Dua danau berwarna biru atau ijo toska, sementara satu lagi berwarna hitam saya melihatnya atau menurut guide saya, itu adalah warna merah. Entahlah.
Danau Merah |
Pengunjung pun tidak begitu banyak, mungkin ga sampai dua puluh orang, ketika saya berkunjung. Jadi sangat puas menikmati keindahan alam Danau Kelimutu dengan sedikit orang. Saya pun sempat bertemu dengan beberapa backpacker dari Jakarta.
Saya perhatikan juga beberapa wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, cukup smart. Mereka membuang sampah pada tempatnya karena saya melihat beberapa wisatawan membawa turun sampah makanan yang mereka konsumsi.
Semua wisatawan juga tidak ada yang melanggar aturan selama di puncak, karena memang ada batas tempat yang tidak boleh diinjak yang ditentukan oleh Taman Nasional Kelimutu untuk keselamatan pengunjung.
Setelah puas mengambil beberapa photo di danau indah ini, sekitar pukul 9 pagi, akhirnya kami memutuskan turun. Dan siap melanjutkan perjalanan ke beberapa destinasi wisata lainnya di Pulau Flores.
Akses menuju Taman Nasional Kelimutu
Untuk dapat menuju Danau Kelimutu, kamu dapat menggunakan pesawat udara dari Jakarta menuju Bandara H. Hasan Aroeboesman yaitu bandara satu-satunya di Kabupaten Ende.
Sesampainya di bandara Ende, kamu dapat melanjutkan perjalanan ke Desa Moni yang merupakan desa terdekat tepatnya ada di kaki Gunung Kelimutu. Dapat menyewa roda empat atau roda dua. Kemarin saya memutuskan untuk menyewa kendaraan roda empat meskipun hanya berdua.
Perjalanan berjarak sekitar 50 km dari Bandara H. Hasan Aroeboesman. Atau sekitar 1 jam perjalanan dengan cukup santai menuju Desa Moni. Dan dari Desa Moni menuju Taman Nasional Kelimutu sekitar 15 km.
Harga Tiket Masuk
Harga tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Kelimutu ini per Mei 2023 adalah Rp20.000,00 per orang untuk wisatawan nusantara. Sementara untuk wisatawan mancanegara adalah Rp150.000,00 per orang.
Biaya parkir untuk roda dua adalah Rp5.000,00 dan untuk kendaraan roda empat adalah Rp10.000,00.
Fasilitas Taman Nasional Kelimutu
Beberapa fasilitas yang ada di sekitar Kawasan Taman Nasional Kelimutu ini adalah:
- Gerbang Tiket Masuk
- Toilet
- Lahan parkir untuk kendaraan roda dua dan empat.
- Gazebo untuk istirahat.
- Tempat makan dan minum.
- Jasa Guide.
- Penginapan di sekitar Desa Moni.
Di kawasan ini juga banyak yang menyediakan atau menawarkan untuk berphoto dengan pakaian adat, atau pusaka adat seperti pedang dan lainnya. Sebelum anda berphoto pastikan ya untuk bertanya dahulu soal harganya. Untuk menghindari kesalahpahaman soal harga.
Objek wisata terdekat dari Taman Nasional Kelimutu
Ada beberapa objek wisata yang dapat sekalian kamu kunjungi ketika ke Gunung Kelimutu. Yaitu Air Terjun Murundao yang memiliki ketinggian 15 meter. Lokasinya di Desa Koanara. Sayangnya kami tidak mengunjungi tempat ini, karena memang melihat air terjun bukan hal yang aneh.
Terdapat juga Kolam Bukit Teletubies, Air Panas Oka Detusoko, dan Desa Adat Wologai. Air Panas Oka Detusoko, dan Desa Adat Wologai sempat kami kunjungi juga. Sekalian lewat untuk menuju penginapan kami di Bajawa. Mengenai kedua tempat wisata ini nanti saya ceritakan di artikel terpisah ya.
Itu dia pengalaman saya mengunjungi destinasi wisata Taman Nasional Kelimutu atau Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna atau Gunung Kelimutu. Penyebutannya silakan senyamannya saja.
Referensi: