Berbicara tentang kebudayaan Indonesia memang tidak pernah ada habisnya. Salah satunya adalah Kampung Adat Todo. Merupakan salah satu kampung adat atau desa adat yang memiliki keunikan. Kebudayaan yang berbeda-beda ini memperkaya khasanah kebudayaan Indonesia.
Jika sebelumnya saya pernah membahas Kampung Adat Wae Rebo atau Kampung Adat Bena, kali ini saya ingin membahas pengalaman saya mengunjungi Kampung Adat Todo.
Di depan rumah kepala adat Kampung Adat Todo Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Mengenal Kampung Adat Todo
Kampung Adat Todo atau sering disebut juga sebagai Desa Adat Todo adalah salah satu kampung yang menyimpan banyak tentang kebudayaan Indonesia. Lokasinya berada di kaki gunung Ranaka, tepatnya di Desa Todo, Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Kampung Adat Todo dikenal sebagai kampung dengan peradaban Minangkabau. Atau orang Flores menyebutnya dengan Minangkebau.
Kampung Adat Todo memiliki jarak sekitar 45 kilometer dari Kota Ruteng yaitu ibukota Manggarai. Jalur menuju desa adat ini berkelok-kelok dan turun naik. Namun terbayarkan dengan pemandangan hijau di daerah perbukitan, dengan udara yang masih sangat segar di beberapa area. Butuh waktu sekitar 1,5 jam dengan menggunakan kendaraan pribadi dari Manggarai ini.
Kampung Adat Todo terletak di dataran tinggi seluruhnya dikelilingi dengan lembah. Untuk dapat mencapai kampung adat tradisional ini, anda harus menyewa kendaraan roda empat atau roda dua, karena tidak ada kendaraan umum untuk menuju kampung adat ini. Akses menuju Kampung Adat Todo masih berupa susunan batu namun tertata rapi mengelilingi halaman kampung.
Salah satu peninggalan sejarah desa adat ini adalah Rumah Niang atau Mbaru Niang. Niang Todo adalah rumah adat yang mirip dengan rumah panggung berbentuk bundar dan atapnya mengerucut. Dengan rangka terbuat dari kayu dan Bambu.
Atapnya ini terbuat dari jerami. Dahulu kalanya rumah model ini adalah rumah atau istana milik Raja Todo. Jika rangka bangunan ini dibuka maka akan membentuk seperti jaring laba-laba. Sangat unik. Sehingga tak heran banyak peneliti yang bolak balik melakukan penelitian ke kampung adat ini.
Rumah bertingkat lima ini ditopang dengan kayu worok dan bambu. Rumah Mbaru Niang ini menyimpan gendang kulit manusia yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Gendang inilah yang mempunyai kekuatan besar untuk mengetahui asal usul Kerajaan Manggarai di Desa Todo.
Keunikan rumah adat Todo ini hampir sama dengan rumah Mbaru Niang di kampung adat lainnya seperti Kampung Adat Wae Rebo maupun Kampung Adat Bena. Keunikan ini pula membuat rumah Mbaru Niang Todo masuk dalam kandidat peraih penghargaan Aga Khan untuk kategori Arsitektur Tahun 2023 dari UNESCO.
Anak-anak dan perempuan kampung adat ini menjual cinderamata hasil buatan tangan mereka sendiri. Mulai dari kain, gelang, gantungan kunci, dan lain sebagainya. Anda dapat membelinya jika membutuhkan atau sekedar untuk oleh-oleh dan kenang-kenangan. Hal ini sebagai bentuk kontribusi membantu perekonomian masyarakat adat ini. Di lain sisi masyarakat adat di Kampung Adat Todo ini bertahan hidup dengan bertani.
Pengalaman Berkunjung Ke Kampung Adat Todo
Saya mengunjungi Kampung Adat Todo pada Mei 2023, tepatnya peralihan musim hujan dan kemarau saat itu. Karena selama mengunjungi NTT selama dua minggu, cuaca tidak menentu kadang panas kadang hujan.
Ketika saya berkunjung ke Kampung Adat Todo ini cuaca panas ketika hendak pulang sedikit mendung. Dan tidak banyak tamu yang berkunjung saat itu. Hanya saya berdua dengan teman saya, dan ada Pejabat Flores beserta keluarganya yang berkunjung saat itu, itu pun mereka sudah hampir selesai. Sehingga saya benar-benar leluasa menikmati suasana kampung adat ini.
Saya mengunjungi Kampung Adat Todo dengan menyewa kendaraan roda empat. Jalannya lumayan berkelok-kelok dan masih berupa tanah dan bebatuan. Saya berangkat pagi-pagi dari hotel dan tiba di kampung adat ini sekitar pukul 11 siang waktu setempat. Sehingga cuaca sedang terik-teriknya. Membuat badan saya berkeringat dan cukup enggan untuk mengambil banyak dokumentasi. Baru ketika mau pulang cuaca mulai mendung.
Pintu masuk kampung Adat Todo Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Selesai membayar tiket dan menggunakan kain serta yang lainnya, guide kami dengan ramah mengajak kami untuk mulai mengelilingi
Kampung Adat Todo ini. Jaraknya tidak jauh, hanya selang beberapa puluh meter saja dari tempat pembelian tiket.
Sepanjang jalan menuju Kampung Adat Todo ini, kita akan melewati jalan yang sudah dialasi dengan batu yang sangat rapi. Kita pun harus menaiki beberapa tangga untuk menuju ke pusat Kampung Adat Todo ini.
Kami langsung dibawa ke rumah kepala adat untuk diberikan upacara sambutan. Jadi bagi siapa pun yang berkunjung ke desa adat ini, akan dibawa terlebih dahulu menemui kepala adat di rumahnya. Lalu akan diadakan upacara mungkin sekitar lima menit saja. Menemui kepala adat ibaratnya kita sedang meminta izin beliau agar kita bisa berkeliling.
Pemandangan Kampung Adat Todo siang hari Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Mudahnya saat kita bertamu ke rumah orang lain pastinya kita harus menemui pemilik rumahnya, meminta izin untuk bisa melihat-lihat rumah dan sekitarnya. Kurang lebih seperti itu. Ini adalah salah satu etika atau tata krama yang harus kita lakukan ketika bertamu ke rumah orang lain termasuk ke kampung adat yang masih menyimpan mistis dan kesakralannya masih terjaga.
Di sini kita juga akan memberikan donasi seikhlasnya kepada kepala adat sebagai bentuk penghormatan kita juga kepada kepala suku adat karena sudah disambut dan diizinkan untuk melihat-lihat kampung adat yang dipimpinnya. Sama halnya ketika saya mengunjungi Kampung Adat Rebo di Ruteng.
Selesai upacara saya dan teman saya langsung berkeliling melihat-lihat rumah adat Todo ini. Berfoto dengan anak-anak Todo sambil menikmati keindahan lembah yang mengelilingi kampung adat ini. Rumah adat Todo ini hanya ada tujuh rumah.
Aktivitas dan Daya Tarik Kampung Adat Todo
Beberapa aktivitas atau kegiatan di Kampung Adat Todo saat anda berkunjung adalah:
Berfoto
Anda dapat mengambil berbagai foto atau dokumentasi mengenai rumah adat Todo. Kegiatan masyarakat lokal ketika bertenun, atau berfoto dengan anak-anak atau masyarakat lokal. Mengambil dokumentasi view Kampung Adat Todo.
Kegiatan masyarakat adat Kampung Adat Todo Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Belajar bertenun
Bagi anda yang menyukai atau berminat terhadap tenun, anda juga dapat belajar bertenun kepada perempuan di Desa Adat Todo ini. Perempuan-perempuan Todo sangat mahir membuat kain tenun dengan berbagai model. Nah tak ada salahnya anda belajar bertenun kepada perempuan-perempuan Todo.
Berinteraksi dengan masyarakat lokal
Selain berfoto dan menenun, wisatawan juga dapat berinteraksi dengan masyarakat lokal. Mendengarkan sejarah mengenai Kampung Adat Todo yang sangat unik dan kaya akan budaya. Pastinya akan memperluas pengetahuan kita dalam mengenal sejarah kebudayaan dan keunikan Indonesia. Buat anda yang senang dengan sejarah, sangat cocok mengunjungi desa adat ini.
Itu dia beberapa aktivitas yang dapat kamu lakukan ketika berkunjung ke Kampung Adat Todo. Sementara daya tarik dari kampung adat ini adalah:
Niang Todo
Salah satu daya tarik atau atraksi wisata di Kampung Adat Todo ini sudah pasti rumah Niang Todo yang unik. Bentuknya mengerucut terbuat dari jerami. Rumah yang sudah berumur ribuan tahun ini menjadi daya tarik tersendiri.
Meriam Belanda
Daya tarik kedua adalah keberadaan Meriam Belanda saat memasuki kampung adat ini. Terdapat lima buah meriam yang menurut guide di sana meriam ini adalah peninggalan Belanda sehingga diberi nama Meriam Belanda.
Compang dan Menhir
Daya tarik berikutnya adalah Compang yang merupakan tempat persembahan saat upacara adat. Ukurannya berbentuk persegi empat yang tidak terlalu luas. Terdiri dari delapan buah makam leluhur yang merupakan keturunan langsung raja.
Selain itu anda juga akan menemukan menhir yaitu batu tegak yang berukuran sedang yang mirip dengan kedok muka.
Gendang dari Kulit Manusia
Setelah guide menjelaskan mengenai sejarah dan apa saja yang ada di sana, ternyata daya tarik lain dari Todo adalah keberadaan gendang yang terbuat dari kulit manusia. Gendang ini menjadi benda suci dan keramat bagi kampung adat Todo.
View yang indah
Selain kehadiran niang Todo, kampung adat yang dikelilingi lembah ini menjadikan kampung adat ini snagat indah dengan pemandangan belakangnya berupa pegunungan dengan view hijau.
Harga Tiket Masuk, Jam Operasional
Harga Tiket Masuk (HTM)
Kami waktu itu membayar Rp100.000,00 untuk dua orang sudah termasuk jasa guide yang akan menjelaskan sejarah mengenai Kampung Adat Todo ini. Dan juga termasuk biaya sewa kain satu paket yaitu kain sarung, selendang, dan dan ikat kepala. Baik untuk laki-laki maupun perempuan wajib menggunakan satu paket kain ini.
Donasi seikhlasnya ketika selesai melakukan upacara menyambut tamu oleh kepala adat Kampung Adat Todo.
Jam Operasional
Wisatawan dapat berkunjung ke Kampung Adat Todo mulai dari pukul 07.30 - 18.00 WIT. Jadi usahakan untuk berkunjung ke tempat ini pagi hari agar tidak terlalu panas pada siang hari. Atau berkunjunglah siang menjelang sore ketika matahari sudah tidak terlalu panas.
Tips berkunjung ke Kampung Adat Todo
- Patuhi semua peraturan yang berlaku.
- Berkunjunglah pagi hari atau sore hari sekalian, untuk menghindari cuaca panas.
- Siapkan uang cash karena tidak ada ATM.
- Bawa sunscreen atau sunblock karena cuacanya jika panas sangat menyengat.
- Berpakaian yang sopan saat mengunjungi kampung adat ini.
- Mintalah izin sebelum berfoto dengan masyarakat lokal.
- Jangan buang sampah sembarangan.
- Menuju desa adat Todo ini cukup sulit, jadi gunakan pakaian yang nyaman, siapkan makanan dan minuman.
Itu dia pengalaman saya saat berkunjung ke Kampung Adat Todo di Flores. Mengunjungi desa adat Todo ini saya banyak belajar mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia yang sangat kaya. Semakin bangga menjadi Indonesian.
Ada yang pernah mengunjungi Desa Adat Todo ini? Boleh banget sharing di kolom komentar ya.
Referensi:
https://wonderfulimages.kemenparekraf.go.id/read/305/desa-adat-todo
0 Comment
Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.