Sewaktu SMA, saya pernah terkena demam berdarah fatal. Awalnya seperti demam biasa, tapi lama kelamaan badan saya sakit dan terasa ngilu. Saat itu saya tinggal di asrama sekolah yang mana tempatnya terlihat bersih. Sampai berhari-hari demamnya juga tak kunjung pulih. Bahkan saya sempat mengalami tidak sadarkan diri. Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata saya terkena demam berdarah. Setelah ditangani dokter secara intensif, perlahan saya pulih kembali.
Kejadian tersebut membuat saya menjadi jauh lebih waspada dengan gigitan nyamuk. Tapi demam dan ngilu itu membuat saya sedikit trauma dengan penyakit ini. Setelah itu, saya mulai lebih waspada menjaga kebersihan lingkungan dari kamar sendiri, kamar mandi, sampai dengan lingkungan sekitar.
Talk Show Kesehatan dan Buka Puasa Bersama Dengan Takeda dan Kemenkes
Beberapa hari lalu saya mengikuti talk show kesehatan mengenai penyakit demam berdarah sekaligus buka puasa bersama yang diadakan oleh Takeda dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Talk show dalam rangka Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ini sebagai bentuk komitmen pihak Takeda dan Kemenkes untuk mencegah DBD di Indonesia semakin meningkat.
Hadir Presiden Direktur Takeda Indonesia, Andreas Gutknecht. Hadir juga dr. Imran dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P dari Kementerian Kesehatan RI. Serta beberapa praktisi kesehatan.
Opening speech disampaikan oleh pihak Takeda dan kemudian dilanjutkan paparan oleh dr. Imran Pambudi. Dalam kesempatan ini, dr. Imran Pambudi, menjelaskan pada bulan Maret 2024 ini, beberapa daerah telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab Nagekeo.
dr. Imran juga mengatakan bahwa penerapan 3M Plus masih menjadi kunci utama dan berperan sangat krusial dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia. Berdasarkan laporan Kemenkes, sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian.
Oleh karena itu, pemerintah terus gencar dan tidak pernah bosan untuk terus mengedukasi dan mensosialisasikan pentingnya 3M Plus kepada masyarakat dan juga mempertimbangkan pencegahan inovatif dengan cara Wolbachia dan vaksin DBD.
Dari paparan dr. Imran kita tahu bahwa peranan 3M Plus masih menjadi kunci utama dalam pencegahan menyebarnya penyakit DBD ini. Dan slogan 3M sudah digaungkan sejak lama sebagai salah satu bentuk antisipasi efektif dalam menangkal penyakit demam berdarah.
dr. Imran juga menambahkan bahwa untuk mencapai target nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030, semua lapisan masyarakat harus turut serta berperan aktif dalam melakukan pencegahan DBD yaitu penerapan 3M Plus. Mengingat kasus DBD setiap tahunnya meningkat.
Dan keluarga terkecil menjadi kunci utama dalam pencegahan demam berdarah. Semakin banyak keluarga yang bergerak dan turut berperan aktif dalam melakukan 3M Plus termasuk penggunaan vaksin DBD, maka demam berdarah dapat ditekan seminimal mungkin penyebarannya.
Acara dilanjutkan dengan talk show yang menghadirkan beberapa praktisi kesehatan seperti dari perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia, perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, serta Pemerhati Dengu. Acara selesai dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
#Ayo3MPlusVaksinDBD: Cara Efektif Cegah Demam Berdarah
Dalam talk show tersebut, semua pembicara menekankan mengenai penerapan 3M plus dan melakukan vaksin DBD. 3M Plus yang merupakan program pemerintah ini diharapkan dapat membantu mencegah penyebaran DBD di berbagai wilayah. Untuk mengingatkan kembali mengenai 3M Plus, berikut adalah penjelasannya.
1. Menguras semua benda atau barang yang terbuka di rumah dapat menjadi tempat penampungan air dan berpotensi untuk menjadi sarang nyamuk. Seperti kendi, toren air, drum, bak mandi dan lainnya. Oleh sebab itu kita harus menguras atau membersihkannya secara berkala untuk membuang telur nyamuk. Lakukan setiap enam bulan sekali, untuk memutus siklus hidup nyamuk yang bertahan selama 6 bulan di tempat kering.
2. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi dan lainnya. Hal ini bertujuan agar tidak menjadi sarang nyamuk.
3. Mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas yang bernilai ekonomis. Jika menguburnya tetap harus dipilah sampah mana yang harus dikubur dan tidak, agar tidak merusak kesuburan tanah. Jika barang bekas tersebut masih bisa dimanfaatkan, maka manfaatkan agar tidak merusak lingkungan.
Sementara Plus adalah segala upaya pencegahan tambahan. Misalnya semua warga setempat melakukan gotong royong dalam melakukan pembersihan lingkungan sekitar, memeriksa kembali berbagai tempat penampungan air, melakukan perbaikan berbagai saluran dan talang air yang sulit dibersihkan yang dapat berpotensi sebagai sarang nyamuk, dan lainnya.
Selain menerapkan 3M Plus, masyarakat juga dapat melakukan vaksin DBD. Hal ini menjadi salah satu langkah pencegahan demam berdarah. Saat ini sudah tersedia vaksin DBD yang bisa anda dapatkan di sejumlah Puskesmas dan Rumah sakit di seluruh Indonesia. Vaksin ini bisa diberikan kepada kelompok masyarakat dengan usia 6 hingga maksimal 45 tahun.
Takeda Raih Penghargaan PR Indonesia Award 2024, Berkat Kontribusinya Dalam Program Pencegahan DBD Di Indonesia
Pada 21 Maret 2024 PT Takeda Innovative Medicine (Takeda) meraih penghargaan perunggu pada PR Indonesia Award 2024 pada kategori Program Corporate PR untuk Perusahaan Swasta, atas kontribusinya terhadap pencegahan DBD di Indonesia.
PR Indonesia Awards (PRIA) 2024 adalah ajang kompetisi dengan menilai kinerja kehumasan/PR di Perusahaan Swasta Nasional & Multinasional, BUMN, Anak Usaha BUMN, BUMD, Pemerintah Kota/Kabupaten/ Provinsi, Lembaga, Kementerian, dan Perguruan Tinggi. Kompetisi ini memberikan penilaian terhadap karya kreatif/program/pencapaian PR terbaik korporasi/instansi setiap tahunnya.
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, dengan bangga menyampaikan:
“Kami sangat bangga untuk menerima penghargaan yang luar biasa dari PR Indonesia ini, sebagai pengakuan atas komitmen kuat kami bersama dengan Kementerian Kesehatan dalam memerangi DBD di Indonesia. Pencapaian ini menggarisbawahi dedikasi kami untuk membuat perbedaan nyata dalam kesehatan masyarakat, sesuai dengan keahlian kami. Hal ini tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya dukungan dan sambutan baik dari pihak-pihak terkait, di antaranya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan, para mitra di dunia kesehatan, komunitas, serta masyarakat umum. Prestasi ini bukan hanya milik Takeda, tetapi juga milik semua pihak yang sudah dengan gigih melakukan pencegahan dan pengendalian DBD di Indonesia.”
Program yang diadakan oleh Takeda dan Kemenkes diharapkan benar-benar dapat menekan penyebaran kasus penyakit demam berdarah yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun dengan demikian, peranan masyarakat juga sangat penting untuk turut serta dalam pencegahan demam berdarah ini.
Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat menjadi hal sangat penting. Dan penghargaan yang didapat oleh Takeda, membuat perusahaan biofarmasi ini semakin gencar melakukan edukasi mengenai pencegahan demam berdarah di Indonesia.
Kampanya #Ayo3MPlusVaksinDBD kian digaungkan oleh Takeda dan Kemenkes sebagai bukti komitmennya dalam mencegah DBD. Dan diharapkan semakin banyak masyarakat yang aware mengenai bahaya penyakit ini.
Beberapa edukasi sebagai upaya preventif yang inovatif dilakukan oleh perusahaan swasta dan pemerintah ini, seperti Wolbachia dan vaksinasi. dr. Imran mengatakan bahwa Wolbachia telah dikembangkan di lima kota di Indonesia dan vaksin dengue sudah masuk dalam rekomendasi Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dalam rangka menangani demam berdarah.
Selain itu sebagai bentuk komitmen lebih nyata, keduanya mengadakan berbagai talk show secara continue dan salah satunya pada tanggal 21 Maret 2024 yang diadakan di Hotel Raffles Jakarta.
Dengan melakukan dialog aktif dengan berbagai komunitas seperti media, blogger, dan juga praktisi kesehatan akan semakin membuka peluang pemahaman masyarakat mengenai bahaya DBD dan bagaimana cara mencegahnya.
Bentuk komitmen lainnya dari Takeda adalah dengan berpartisipasi sebagai anggota pendiri Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue. Komunitas ini digagas oleh Kaukus Kesehatan DPR RI dan Kementerian Kesehatan.
Dengan komitmennya Takeda yang luar biasa ini, maka tak heran jika perusahaan farmasi asal Jepang ini diganjar dengan mendapatkan penghargaan dalam PR Indonesia Award 2024 pada kategori Program Corporate PR untuk Perusahaan Swasta.
Selamat kepada Takeda, mari kita berpegangan tangan bersama-sama untuk membantu Indonesia bebas demam berdarah.
13 Comment
Saat musim hujan begini, apalagi yang rawan terkena DBD lokasinya, paling urgen nih buat vaksin. Mencegah lebih baik dari mengobati supaya lebih nyaman dan merasa aman.
ReplyDeleteAku pengalaman kena DBD waktu kuliah. Kebetulan temanku juga kena dan lagi nginep di rumahnya.
ReplyDeleteTemanku sampai dirawat di RS, kalau aku langsung segera ke dokter dan hanya diberi resep obat.
Alhamdulillah tidak perlu rawat inap.
Kalau di ingat memang DBD ini mengerikan juga, ya. Kalau tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian.
Jadi, penting banget ya Mba Mei buat melakukan 3M dan vaksin DBD
Aku mau coba cek ke puskesmas atau rumah sakit terdekat soal vaksin DBD ini, makasih ya informasinya semoga sih ada program vaksin ini.
ReplyDeleteAda banyak anak temen yang kena DBD lho. Jadi sedih dengernya. Oleh sebab itu mulai sekarang harus mulai jaga diri dan lingkungan untuk mencegah terkena DBD ya
ReplyDeleteKalau dulu cukup 3M saja ya, sekarang perlu disempurnakan dengan vaksin DBD, kualitas vaksinnya tentunya bagus karena kerja sama dengan Takeda
ReplyDeleteSemakin banyak sharing soal 3Mplus ini mudah2an masyarakat jadi makin aware lagi dan saling menjaga lingkungan agar bisa menurunkan tingkat kematian akibat dbd
ReplyDeleteDemam berdarah emang lagi marak banget ya. Bagus banget kalau ada sesi yang membahas tentang DBD sekaligus ngasih cara pencegahannya kayak gini. Btw kak, aku baru tau kalau DBD ada vaksinnya hehehe. Mencegah memang lebih baik daripada mengobati.
ReplyDeleteHati hati banget di musim pancaroba sekarang ini. Nyamuk penyebab DBD bakal makin intens menyerang apabila kita tidak hati hati menjaga kesehatan lingkungan
ReplyDeleteNah aku juga pertama kalinya kena DBD itu pas masih SMK dan kalau aku masih tergolong DBD yang ringan soalnya masih bisa berobat jalan nggak dirawat intensif, tapi dari situ jadi semakin awer sih sama 3 m. Soalnya di rumahku itu emang suka nyediain Air di ember dan setelah kena DBD itu Mama langsung Auto nutup-nutupin embernya supaya nggak jadi belahan nyamuk berkembang biak. Jadi sekarang tuh ada 3M plus ya Kak plusnya itu vaksin?
ReplyDeleteAku baru tau kalau ternyata DBD ada vaksinnya yang bisa digunakan mulai usia 6 tahun. Tetangga-tetangga aku yang punya anak SD harus tau nih. mana musim DBD
ReplyDeleteBaru tau ada vaksin dbd kak.
ReplyDeleteSekarang udah musimmhujan, jaga lingkungan tetap bersih, hindarin tampungan air dll agar nyamuk ini tidak bersarang.
Akhirnya ada vaksin DBD, harus vaksin nih biar cegah DBD. Vaksinnya mahal ga sih?
ReplyDeleteWaaah cakep nih vaksin DBDbya. Udah ada range umur untuk bisa menggunakan ini vaksin. Semoga deh para masyarakat serta anak-anak segera vaksin DBD.
ReplyDeleteSilakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.