Gerakan boikot terhadap produk atau perusahaan internasional yang mendukung Israel masih terus berlanjut. Boycott, Divestment and Sanctions (BSD) bahkan merilis produk mana saja yang menjadi target utama boikot.
Meski demikian, masih ada produk yang kena boikot tapi tidak masuk list BDS. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat akan salah dalam mengkategorikan boikot terhadap produk tertentu.
Penyebab Brand Kena Boikot Meski Tak Masuk List BDS
Salah satu yang menarik perhatian dalam gerakan boikot di Indonesia adalah ketika suatu produk atau merek tidak tercantum dalam BDS, tetapi tetap dijadikan target boikot oleh masyarakat. Mari kita ulas penyebab dan alasan mengapa ada produk yang tidak masuk list BDS namun tetap jadi target boikot.
1. Informasi dari media sosial
Berkat internet, masyarakat sangat mudah untuk mendapat dan bertukar informasi. Kemudahan ini yang akhirnya membuat berbagai tagar pemboikotan produk Israel, seperti Boikot KFC, Danone Israel, dan semacamnya cepat menyebar.
Meski memudahkan, pertukaran informasi yang terlalu cepat ini juga dapat membingungkan masyarakat. Ini lantaran kurang lengkapnya informasi yang beredar serta keengganan masyarakat untuk mencari keseluruhan dan kebenaran informasi yang diterima.
Imbasnya, produk yang seharusnya tidak diboikot pun jadi target salah sasaran oleh masyarakat.
2. Sentimen publik terhadap brand
Sebuah sentimen tertentu terhadap suatu brand dapat menjadi salah satu alasan mengapa akhirnya suatu produk ikut kena boikot, sekalipun mereka tidak masuk ke dalam list BDS.
Hal ini lagi-lagi berkaitan dengan terpotongnya informasi yang beredar. Maka itu, ada baiknya bila masyarakat lebih teliti dalam menelaah dan mengecek ulang informasi yang didapat.
3. Akibat Efek Domino
Gerakan boikot terhadap perusahaan atau brand dapat tersebar dengan cepat dan mempengaruhi produk lain dalam industri yang sama. Bahkan, tidak menutup kemungkinan aksi salah boikot dimanfaatkan kompetitor demi persaingan bisnis.
Hal ini dijelaskan oleh Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D, Akademisi Hukum Indonesia sekaligus Associate Professor dan Deputy Associate Dean (International) di Monash University Faculty of Law. Menurutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menerapkan boikot terhadap produk yang berhubungan dengan Israel.
Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D menjelaskan bahwa ada beberapa brand yang terkena dampak boikot padahal merupakan sistem waralaba yang manajemennya tidak berhubungan dengan pusat. Bisa saja brand pusat memberikan keuntungan dan dukungan kepada Israel, namun brand lokal tidak ikut serta.
Oleh karena itu, Nadirsyah mengimbau masyarakat untuk tidak mengedepankan emosi dan melupakan data yang akurat. Inilah pentingnya untuk mencari tahu kebenaran dibalik informasi boikot yang beredar.
Cara Mengecek Daftar Boikot yang Valid
Secara khusus Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan saran kepada masyarakat untuk terbiasa melakukan verifikasi terhadap produk yang terlibat dengan Israel. Penting untuk mengetahui sumber dan bukti yang akurat supaya aksi boikot tidak salah target.
Cara tersebut dapat dimulai dari mengecek daftar brand atau produk yang diboikot melalui laman resmi BDS, https://bdsmovement.net. Kemudian dilanjutkan dengan update informasi secara berkala mengenai gerakan boikot, jangan lupa untuk memilih media terpercaya.
Selain itu, Anda bisa memantau respon dan pernyataan dari brand terkait yang diboikot melalui laman resmi perusahaan tersebut.
1 Comment
aku juga masih menjalankan boikot demi solidaritas dan kedamaian dunia :')
ReplyDeleteSilakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.