7 DESA ADAT DI BALI YANG WAJIB DIKUNJUNGI

Selain terkenal dengan keindahan alam dan kulinernya, Bali juga memiliki banyak destinasi wisata lainnya yang tak kalah mengagumkan. Salah satunya adalah destinasi wisata budaya berupa kampung adat atau desa adat atau dikenal juga dengan desa wisata. Kekayaan akan sejarahnya, mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan khususnya wisatawan mancanegara. Desa adat atau kampung adat di Bali ini menyimpan banyak sejarah yang sangat menarik untuk dipelajari.

desa adat di Bali


7 Desa Adat Di Bali Yang Wajib Dikunjungi

Apa saja desa adat yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Bali?

1. Desa Adat Cempaga

Desa Adat Cempaga adalah salah satu desa adat di Bali yang berada di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Desa ini merupakan salah satu desa tertua di Kabupaten Buleleng. Keunikan desa adat ini adalah memiliki sejumlah tarian sakral yang masih dilestarikan dan dijaga kesakralannya sampai saat ini, seperti Tari Baris, Tari Jangkang, Tari Pendet, dan Tari Rejang. Wisatawan dapat menyaksikan tarian sakral tersebut di Pura Desa Cempaga.

Selain terkenal dengan tarian sakralnya, Desa Adat Cempaga juga terkenal dengan keindahan alamnya. Selain itu wisatawan juga dapat menyaksikan Upacara Mecacar yang dilakukan di Pura Dusun Cempaga pada Upacara Galungan, Upacara Kuningan, dan Karya Agung Muayon pada pukul 01:00 WITA.

2. Desa Adat Nyuh Kuning

Desa Adat Nyuh Kuning terletak di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Untuk pelestarian desa yang dekat dengan pantai-pantai indah di Bali ini mempunyai program penanaman 5.000 pohon kamboja. Maka tak heran jika wisatawan menyusuri Desa Wisata Nyuh Kuning, akan menyaksikan pohon kamboja sepanjang jalan. Desa Adat Nyuh Kuning terkenal dengan suasana desanya yang hijau dan sejuk serta memiliki adat budaya yang kental. Wisatawan yang berkunjung ke desa adat ini  dapat menyaksikan pertunjukan tari tradisional Bali di pura-pura di Desa Wisata Nyuh Kuning. Tarian-tarian khas Bali yang sifatnya tradisional ini semakin terasa sakralnya ketika diadakan di Desa Adat Nyuh Kuning yang masih kental dengan adat istiadatnya.

3. Desa Adat Penglipuran

Desa Adat Penglipuran Bali atau Desa Wisata Penglipuran menjadi salah satu desa wisata di Indonesia yang mendunia. Bahkan masuk dalam 3 desa terbersih di dunia versi majalah internasional Boombastic setelah didahului oleh Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda.

desa adat penglipuran bali


Desa wisata yang sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata sejak tahun 1995 ini, juga terpilih sebagai desa terbaik di dunia kedua versi TripAdvisor tahun 2016 berdasarkan pilihan para traveler di dunia setelah Kepulauan Galapanos di Ekuador (sumber dari Indonesia.go.id).

Kekayaan akan budaya dan keindahan desanya membuat Desa Wisata Penglipuran mendunia dan menjadi destinasi populer di Bali yang wajib dikunjungi ketika ke Bali. Saking indahnya saya sudah berkali-kali ke desa adat ini.

4. Desa Adat Sidatapa

Desa adat berikutnya adalah Desa Adat Sidatapa yang lokasinya berada di salah satu desa tua di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Desa adat ini terletak di ketinggian sekitar 450 mdpl. Saat berkunjung ke rumah adat ini, wisatawan dapat melihat rumah adat kuno bernama Bale Gajah Tumpang Salu yang sudah ada sejak tahun 785 M. Rumah ini dianggap unik karena bangunannya membelakangi jalan, temboknya terbuat dari tanah, dan memiliki 12 tiang penyangga yang semuanya terbuat dari kayu.

Sama hal dengan desa adat pada umumnya seperti Desa Adat Wae Rebo di Flores, Bale Gajah Tumpang Salu memiliki beberapa bagian di dalamnya yang disebut dengan Tri Mandala. Bagian rumah adat ini didesain untuk memiliki fungsi tersendiri misalnya untuk kegiatan sehari-hari atau tempat untuk bersembahyang.

Wisatawan yang berkunjung juga dapat membeli berbagai kerajinan masyarakat setempat seperti anyaman bambu, dan juga menyaksikan tarian dan ritual khas Desa Sidatapa. Dan setelah berkeliling desa adat ini, kamu juga bisa sekalian berkunjung ke Air Terjun Mampah yang jaraknya hanya 2 km dari Desa Adat Sidatapa.

5. Desa Adat Tenganan

Desa Adat yang masih mempertahankan rumah dan adat leluhurnya ini berada di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Salah satu keunikan desa adat Tenganan adalah masyarakat desa masih mempertahankan aturan adat yang sangat kuat yang dikenal dengan dengan Awig-awig. Aturan adat ini sudah berlangsung sejak abad ke-11, dan kemudian Awig-awig ini diperbarui pada 1842. Seperti Desa Adat Penglipuran, desa adat ini berjejer dengan rapi.

Suasananya yang masih tradisional sangat terasa dengan banyak sawah dan tanaman yang sangat hijau. Kerbau milik warga pun berkeliaran secara bebas di pekarangan rumah warga. Ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan yang berkunjung kesini. Mulai dari belajar sejarah, budaya, dan adat Desa Adat Tenganan, sampai dengan menikmati suasana pemukiman desa yang masih sangat nyaman dan tenang.

desa adat tenganan bali


Wisatawan juga dapat membeli banyak oleh-oleh khas desa adat berupa kerajinan seperti anyaman bambu, lukisan yang diukir, di atas daun lontas yang sudah dibakar dan juga kain gringsing sebagai buah tangan. Kain khas Desa Adat Tenganan ini dibuat dengan menggunakan tangan alias tradisional. Tentunya memakan waktu yang cukup lama dan berasal dari warna tumbuh-tumbuhan asli, cocok sekali untuk kenang-kenangan. Untuk dapat masuk ke desa adat ini, kamu cukup membayar donasi seikhlasnya.

6. Desa Adat Tigawasa

Desa Adat Tigawasa yang terletak di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini adalah desa adat yang dihuni masyarakat asli Bali Mula. Desa adat ini dikelilingi oleh hamparan perkebunan dan sawah dan terletak di ketinggian 500-700 mdpl. Kondisi ini membuatnya terasa sangat sejuk dan asri, berbeda dengan Desa Adat Penglipuran yang berada di dataran rendah.

Selain dapat menikmati kopi robusta yang dipetik langsung dari kebun petani sekitar, sambil melihat pemandangan perbukitan dari gardu pandang yang terbuat dari bambu.

Wisatawan juga dapat menyaksikan tradisi unik di salah  satu desa tertua di Buleleng ini. Yaitu tidak adanya pembakaran mayat dalam upacara ngaben, namun menguburnya dengan menggunakan kain batik. Tradisi unik ini berbeda dengan adat Bali pada umumnya dimana jenazah dengan menggelar ngaben atau membakarnya.

Lingkungan desa adat ini masih belum terkontaminasi dengan kehidupan modern khususnya aktivitas digital, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Desa Adat Tigawasa dapat menikmati kehidupan masyarakat lokal yang masih sederhana. Dan wisatawan juga dapat membeli berbagai kerajinan warga lokal yaitu anyaman bambu berupa sokasi dan bedeg.

7. Desa Adat Trunyan

Desa Adat Trunyan pada dasarnya adalah sebuah kuburan dan kuburan dikenal dengan Trunyan maka dijadikan nama desa tersebut. Desa adat ini sudah dikenal sampai ke mancanegara. Maka tak aneh jika banyak sekali wisatawan mancanegara yang berkunjung ke desa adat ini untuk melihat secara langsung ada dan budaya di sana.  Desa adat ini terletak di pinggir Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Wisatawan harus naik perahu menyebrangi Danau Batur untuk dapat mencapai desa adat ini.

Keunikan Desa Adat Trunyan adalah tradisi masyarakatnya yang tidak mengubur atau membakar jenazah seperti yang dilakukan orang Bali pada umumnya. Namun di desa adat Trunyan jenazah di dibaringkan di atas tanah tepatnya di bawah pohon yang disebut dengan nama Sema Wayah. Yaitu membaringkan jenazah di bawah pohon kemenyan atau disebut dengan taru menyan artinya pohon wangi.

Masyarakat setempat mempunyai kepercayaan, bahwa pohon kemenyan tersebut mempunyai aroma yang mampu menetralisir bau busuk dari jenazah-jenazah ini, sehingga meskipun tulang belulang manusia berserakan, tetapi tidak tercium aroma atau bau busuk.

Itu dia tujuh desa adat Bali yang wajib dikunjungi ketika jalan-jalan ke Bali. Ketujuh desa adat tersebut mempunyai keunikan dan kekhasan masing-masing. Maka tak heran wajib dikunjungi untuk dapat melihat langsung masing-masing keunikannya.

Ada yang pernah mengunjungi salah satu desa adat di atas? Atau sudah mengunjungi semuanya? Boleh banget untuk sharing di kolom komentar jika sudah pernah.

0 Comment

Silakan berkomentar dengan bijak dan positif. Terima kasih.